Minggu, 21 Februari 2010

Cara mudah menjadi musyrik

Hari gini pergi ke dukun?? Musyrik...

Begitulah pendapat sebagian besar orang. Lalu bagaimana tentang masyarakat yang mempercayai bahwa dokter bisa menyembuhkan penyakit?? Wah... Kalau begitu, jangan-jangan kita termasuk orang yang syirik (musyrik) dong?

Beberapa waktu lalu, kita ingat beberapa peziarah berebut mengambil tanah dan bunga di makam Gus Dur. Tentu saja ulah para peziarah yang "mungkin" (dalam tanda kutip, karena saya tidak tahu isi hati mereka) berharap berkah, mengakibatkan pusara Gus Dur semakin menyusut. Tanpa disadari, mengharapkan sesuatu hal kepada selain Allah, bisa dikatagorikan dosa syirik atau mempersekutukan Allah. Apa lagi yang terang-terangan menyembah Tuhan selain Allah. Menurut QS An Nisa:48, mempersekutukan Allah termasuk dosa besar dan  syirik merupakan dosa yang tidak terampuni. Orang yang melakukan dosa syirik disebut musyrik.

Sebagai contoh sebagai karyawan,  beberapa orang merasa beruntung bisa bekerja di perusahaan yang besar, terkenal dan gaji maksimal. Mereka merasa tidak bisa membayangkan masa depannya, kalau tidak bekerja di sini. Kalau gak kerja di sini, mana mungkin gw bisa beli ini itu?  Atau ada pula yang merasa kalau tidak ada si Bos, tak mungkin bisa naik gaji dan mendapat promosi jabatan.

Selain itu, sebagai manusia biasa, tentu kita pernah mengalami sakit. Mau tidak mau, bila obat yang bisa dibeli bebas di apotik ataupun warung sudah tidak dapat meredakan sakit, biasanya kita baru mengunjungi dokter. Dasar sudah sugesti, kita merasa cocok dengan dokter tertentu dan kalau tidak ke dokter si A tidak sembuh-sembuh. Dan akhirnya kita beranggapan, setelah ke dokter si A langsung sembuh.

Sebenarnya banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang mudah membuat seseorang cenderung menjadi syirik, walau tidak terang-terangan. Kita harus ingat bahwa semua nikmat dan rezeki yang kita rasakan saat ini, semata-mata hanya berasal dari Allah SWT. Semua berkah dari Allah SWT, bukan dari segenggam tanah makam Gus Dur. Semua kekayaan merupakan nikmat dari Allah SWT, bukan dengan menyembah makam keramat atau memakai sajen di gunung. Harta bisa dicari dengan cara bekerja di perusahaan ataupun berusaha mandiri, namun itu hanya sebagai perantara saja. Semua kesembuhan dari penyakit merupakan nikmat dari Allah SWT, bukan semata-mata karena dokter ataupun dukun yang menyembuhkan.

Segala macam cara dan usaha manusia dalam hidupnya, bisa membuat seseorang tergelincir tanpa disadari. Dari contoh diatas, begitu mudah kita menjadi orang musyrik, tanpa kita menyadarinya. Cara dan usaha boleh sama, tapi tetap niat dalam hati-lah yang membedakan.  Insya Allah, dengan niat karena Allah semata, kita dihindarkan dari perbuatan syirik.

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga hati kita dari perbuatan syirik dan menunjukkan jalan yang lurus. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Maestro Intermezzo by Agus Supriyanto © 2008-2010.