Selasa, 08 April 2014

Mengapa Anak yang Pintar di Sekolah Bisa Alami Kesulitan Ekonomi?

Artikel ini saya cuplik dari kompas, yang ditulis oleh Rhenald Kasali (@Rhenald Kasali).
Seorang mahasiswi mengeluh. Dari SD hingga lulus S-1, ia selalu juara. Namun kini, di program S-2, ia begitu kesulitan menghadapi dosennya yang menyepelekannya. Judul tesisnya selalu ditolak tanpa alasan yang jelas. Kalau jadwal bertemu dibatalkan sepihak oleh dosen, ia sulit menerimanya.

Sementara itu, teman-temannya, yang cepat selesai, jago mencari celah. Ia menduga, teman-temannya yang tak sepintar dirinya itu "ada main" dengan dosen-dosennya. "Karena mereka tak sepintar aku," ujarnya.

Banyak orangtua yang belum menyadari, di balik nilai-nilai tinggi yang dicapai anak-anaknya semasa sekolah, mereka menyandang persoalan besar: kesombongan dan ketidakmampuan menghadapi kesulitan. Bila hal ini saja tak bisa diatasi, maka masa depan ekonominya pun akan sulit.

Mungkin inilah yang perlu dilakukan orangtua dan kaum muda: belajar menghadapi realitas dunia orang dewasa, yaitu kesulitan dan rintangan.

Hadiah orangtua

Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, "Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan".

Ya, tantangan. Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan "membuka pintu", jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya.

Kesulitan belajar mereka biasanya kita atasi dengan mendatangkan guru-guru les, atau bahkan menyuap sekolah dan guru-gurunya. Bahkan, tak sedikit pejabat mengambil alih tanggung jawab anak-anaknya ketika menghadapi proses hukum karena kelalaian mereka di jalan raya.

Kesalahan mereka membuat kita resah. Masalah mereka adalah masalah kita, bukan milik mereka.

Termasuk di dalamnya adalah rasa bangga orangtua yang berlebihan ketika anak-anaknya mengalami kemudahan dalam belajar dibandingkan rekan-rekannya di sekolah.

Berkebalikan dengan pujian yang dibangga-banggakan, Dweck malah menganjurkan orangtua untuk mengucapkan kalimat seperti ini: "Maafkan Ibu telah membuat segala sesuatu terlalu gampang untukmu, Nak. Soal ini kurang menarik. Bagaimana kalau kita coba yang lebih menantang?"

Jadi, dari kecil, saran Dweck, anak-anak harus dibiasakan dibesarkan dalam alam yang menantang, bukan asal gampang atau digampangkan. Pujian boleh untuk menyemangati, bukan membuatnya selalu mudah.

Saya teringat masa-masa muda dan kanak-kanak saya yang hampir setiap saat menghadapi kesulitan dan tantangan. Kata reporter sebuah majalah, saya ini termasuk "bengal". Namun ibu saya bilang, saya kreatif. Kakak-kakak saya bilang saya bandel. Namun, otak saya bilang "selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan".

Begitu memasuki dunia dewasa, seorang anak akan melihat dunia yang jauh berbeda dengan masa kanak-kanak. Dunia orang dewasa, sejatinya, banyak keanehannya, tipu-tipunya. Hal gampang bisa dibuat menjadi sulit. Namun, otak saya selalu ingin membalikkannya. Demikianlah, hal-hal sepele sering dibuat orang menjadi masalah besar.

Banyak ilmuwan pintar, tetapi reaktif dan cepat tersinggung. Demikian pula kalau orang sudah senang, apa pun yang kita inginkan selalu bisa diberikan.

Panggung orang dewasa

Dunia orang dewasa itu adalah sebuah panggung besar dengan unfair treatment yang menyakitkan bagi mereka yang dibesarkan dalam kemudahan dan alam yang protektif. Kemudahan-kemudahan yang didapat pada usia muda akan hilang begitu seseorang tamat SMU.

Di dunia kerja, keadaan yang lebih menyakitkan akan mungkin lebih banyak lagi ditemui. Fakta-fakta akan sangat mudah Anda temui bahwa tak semua orang, yang secara akademis hebat, mampu menjadi pejabat atau CEO. Jawabannya hanya satu: hidup seperti ini sungguh menantang.

Tantangan-tantangan itu tak boleh membuat seseorang cepat menyerah atau secara defensif menyatakan para pemenang itu "bodoh", tidak logis, tidak mengerti, dan lain sebagainya. Berkata bahwa hanya kitalah orang yang pintar, yang paling mengerti, hanya akan menunjukkan ketidakberdayaan belaka.  Dan pernyataan ini hanya keluar dari orang pintar yang miskin perspektif, dan kurang menghadapi ujian yang sesungguhnya.

Dalam banyak kesempatan, kita menyaksikan banyak orang-orang pintar menjadi tampak bodoh karena ia memang bodoh mengelola kesulitan. Ia hanya pandai berkelit atau ngoceh-ngoceh di belakang panggung, bersungut-sungut karena kini tak ada lagi orang dewasa yang mengambil alih kesulitan yang ia hadapi.

Di Universitas Indonesia, saya membentuk mahasiswa-mahasiswa saya agar berani menghadapi tantangan dengan cara satu orang pergi ke satu negara tanpa ditemani satu orang pun agar berani menghadapi kesulitan, kesasar, ketinggalan pesawat, atau kehabisan uang.

Namun lagi-lagi orangtua sering mengintervensi mereka dengan mencarikan travel agent, memberikan paket tur, uang jajan dalam jumlah besar, menitipkan perjalanan pada teman di luar negeri, menyediakan penginapan yang aman, dan lain sebagainya. Padahal, anak-anak itu hanya butuh satu kesempatan: bagaimana menghadapi kesulitan dengan caranya sendiri.

Hidup yang indah adalah hidup dalam alam sebenarnya, yaitu alam yang penuh tantangan. Dan inilah esensi perekonomian abad ke-21: bergejolak, ketidakpastian, dan membuat manusia menghadapi ambiguitas. Namun dalam kondisi seperti itulah sesungguhnya manusia berpikir. Dan ketika kita berpikir, tampaklah pintu-pintu baru terbuka, saat pintu-pintu hafalan kita tertutup.

Jadi inilah yang mengakibatkan banyak sekali orang pintar sulit dalam menghadapi kesulitan. Maka dari itu, pesan Carol Dweck, dari apa yang saya renungi, sebenarnya sederhana saja: orangtua, jangan cepat-cepat merampas kesulitan yang dihadapi anak-anakmu. Sebaliknya, berilah mereka kesempatan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan.

Sumber

Semoga kita termasuk orang tua yang bijaksana dalam mendidik anak-anak.

Minggu, 06 April 2014

Yamaha Mio J 2014 Warna Baru Hitam Stripping Terbaru

Apa kabar teman? Sudah cukup lama absen menulis di blogger ini.

Saya ingin berbagi mengenai Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam stripping terbaru. Bukan bermaksud promosi, hanya berbagi cerita bahagia :)

Ceritanya satu minggu lalu di akhir bulan Maret 2014, ada promo di salah satu belanja online yang menjual Yamaha Mio J Teen FI. Harganya sangat miring, namun dengan jumlah dan waktu yang sangat terbatas. Alhamdulillah saya berkesempatan membeli dengan harga kurang dari 10 juta rupiah OTR, tepatnya cuma Rp.9.800.000,- (sudah memakai voucher diskon tambahan Rp.100.000,-). Sementara harga pasaran Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection adalah Rp.13.350.000,- (OTR Jakarta).

Motor ini rencananya untuk mempensiunkan Honda Supra X tahun 2002 yang sudah hampir masuk SMP (alias sudah 12 tahun). Motor seken yang di beli oleh almarhum bapak saya pada tahun 2005 dari kakaknya, masih tetap saya gunakan sampai saat ini.

Singkat waktu, motor Yamaha Mio J Teen FI tersebut segera dibayar menggunakan transfer via internet banking. Saya berusaha membesarkan hati dan rasa pede, membayangkan motor yang dibeli adalah Yamaha Mio J Teen FI, yang bercorak warna dan velg warna putih, sedangkan umur saya sudah kepala 3 alias abg tua :p

Tiga hari kemudian, saya dihubungi oleh pihak dealer, menyampaikan bahwa Yamaha Mio J Teen FI stoknya sedang kosong dan ditawarkan Mio J seri lainnya warna pink dan hitam. Saya coba menanyakan apakah tersedia Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam yang merupakan stipping baru? Dan ternyata ada. Oleh pengirim motor dari dealer, Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam ini baru beredar di dealer bulan Maret 2014 dan belum di iklankan. Alhamdulillah.

Tanpa berbasa basi lagi, beginilah penampakan Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam, yang sesuai dengan keinginan saya: Simple namun Elegan :)

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan

Yamaha Mio J 2014 Fuel Injection Warna Baru Hitam Elegan






 

Maestro Intermezzo by Agus Supriyanto © 2008-2010.