Minggu, 03 Januari 2010

Umur. Rezeki. Selamat dan Celaka.

Umur. Rezeki. Selamat dan Celaka. Semua itu telah ditentukan Allah SWT sejak manusia berada di rahim Ibu sejak usia 4 bulan.

Berbicara mengenai umur, beberapa hari lalu kita telah melewatkan pergantian tahun 2009 ke 2010. Umur kita di dunia pun bertambah 1 tahun, yang berarti semakin tua. Tapi secara kualitas hidup, umur kita berkurang satu tahun, yang berarti mengurangi 1 tahun kesempatan hidup di dunia ini. Berperilaku hidup sehat, dengan memakan makanan bergizi, olahraga dan istirahat yang cukup, berpikiran positif dan mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat, setidaknya dapat membuat tubuh senantiasa dalam kondisi fit. Pola hidup ini menghasilkan energi yang baik bagi diri sendiri dan memberi kesempatan hidup lebih panjang dari pada yang tidak melakukan pola hidup ini.

Banyak maupun sedikit adalah karunia Illahi. Jangan berputus asa apalagi bermalas-malasan, berserah diri karena merasa rezeki telah di atur oleh Allah SWT. Memang rezeki seseorang telah ditentukan Allah, namun proses dalam mencari rezeki secara halal dan menghindari rezeki haram itu lebih penting. Bagaimana rezeki itu datang, jika kita hanya tidur-tiduran dirumah? Bagaimana kita memperoleh pekerjaan apabila kita tidak mau mengirim lamaran ataupun membuka usaha? Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, banyak maupun sedikit adalah karunia Illahi. Bersyukurlah atas apa yang telah didapat dan sepatutnya kita menyisihkan sebagian kecil dari rezeki kepada yang kurang beruntung. Bersilahturrahim kepada saudara, kenalan maupun sahabat lama, selain bermanfaat untuk mempererat dan menyambung komunikasi, siapa tahu ada tawaran bisnis atau informasi lain yang bermanfaat.

Tentunya semua orang ingin selamat (masuk surga, dihindarkan dari celaka/siksa api neraka). Intropeksi diri atas perbuatan kita setahun lalu. Apakah lebih baik, sama atau lebih buruk dari tahun sebelumnya. Jika lebih baik, semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung. Jika sama dengan tahun sebelumnya, kita menjadi orang-orang yang merugi. Dan jika lebih buruk, kita termasuk orang-orang yang celaka.

Jika ada orang yang mengkritik kita, maka jadikanlah kritik tersebut sebagai sarana mengoreksi sikap kita yang kurang baik. Lihatlah segala perbuatan kita, baik ke diri sendiri, lingkungan terdekat maupun ke orang lain. Apakah perilaku saat ini sudah sesuai dengan perilaku yang akan membawa diri selamat di dunia maupun di akhirat? Apakah saat ini sering dan berulang kali menyakiti perasaan seseorang? Mempergunjingkan teman kantor, sahabat maupun tetangga? Ditambah dengan merendahkan atau menjelek-jelekan bahkan menghina orang lain? Bermuka dua? Dipercaya namun berkhianat? Berjanji sering ingkar? Mengambil sesuatu yang bukan miliknya? Memakan harta anak yatim? Mabuk-mabukan? Judi? Zina?

Atau saat ini kita sering memuji seseorang tanpa bermaksud menjilat ataupun berharap sesuatu dari orang tersebut? Memberi sesuatu tanpa berharap balas? Bersedekah dan zakat? Berlaku jujur dalam kehidupan sehari-hari? Beranggapan bahwa seburuk-buruknya orang yang kita benci, belum tentu diri ini lebih baik dari pada orang yang kita benci? Beribadah hanya karena Allah semata?

Semua jawaban atas pertanyaan itu cukup dijawab dalam hati. Atas perbuatan kita sebagai umat-Nya didunia ini, sudah cukupkah semua amal dan ibadah yang telah kita lakukan untuk menyelamatkan kita dari siksa api neraka. Sudah banyakkah pahala kebaikan untuk melebihi timbangan atas perbuatan buruk kita? Perbanyaklah zikir. Perbanyaklah sedekah. Bahkan senyum pun bisa menjadi ibadah. Semoga tahun 2010 ini lebih baik dari tahun yang pernah kita lalui. Amin.
 

Maestro Intermezzo by Agus Supriyanto © 2008-2010.