Minggu, 30 Mei 2010

Tuhan Masih Sayang Aku

Jambi, 30 Mei jam 23:12 @room 1102 Abadi Suite

Sedikit curhat mengenai penerbangan tadi sore.. Sekedar sharing pengalaman dan cerita disini. Hari ini adalah awal perjalanan dinas untuk mempresentasikan beberapa progress ke client. Rencananya dalam 5 hari ini aku mengunjungi kota Jambi-Belilas-Pekanbaru-Batam. Kalau mikirin capek, sudah pasti. Yang penting gimana caranya agar aku dapat enjoy di kota-kota tersebut. Sementara penerbanganku sore tadi dari Jakarta menuju Jambi menggunakan Garuda Indonesia GA-136 agak kurang nyaman. Pertama, seharusnya pesawat siap berangkat jam 15:00. Satu jam sebelum waktunya, aku sudah check-in di terminal 2F dan berada di ruang tunggu F6. Namun menjelang jam 15:00, terdengar pengumuman terjadi kendala operasional, ruang tunggu dipindahkan ke ruang F5. Apapun alasannya, satu yang terlintas di kepala: DELAY!!!

Ternyata dugaanku benar.. Kurang lebih jam 15:40 penumpang baru dipersilahkan memasuki pesawat. Untuk memasuki pesawat, ternyata cuma dari depan saja. Padahal di boarding pass tertempel sticker biru yang menyatakan masuk dari pintu belakang. Oh, pesawat 737-500 ini ternyata termasuk kecil ukurannya. Hanya 19 baris tempat duduk. Masih dimaklumi. Dan akupun menempati kursi nomor 18E, dengan meletakkan tas laptop berada diantara kaki karena bagasi kabin telah penuh koper-koper besar milik penumpang lain yang seharusnya berada di bagasi pesawat.

Akhirnya pesawat mengambil posisi take-off, setelah menunggu antrian pesawat Garuda di depan dan menunggu satu pesawat Mandala landing. Alhamdulillah berjalan mulus. Namun di dalam kabin, tidak ada permintaan maaf dari cabin crew karena keterlambatan penerbangan kali ini (tidak seperti biasanya).

Jam 16:35 diumumkan pesawat akan segera mendarat. Tidak ada perbedaan waktu antara kota Jakarta dengan kota Jambi. Suhu udara dilaporkan 28 derajat celcius. Pesawat mengambil posisi untuk landing. Flipper pesawat sudah mulai diturunkan, menembus mega mendung yang cukup tebal. Terdengar roda pesawat mulai diturunkan. Sedikit berguncang karena cuaca kurang baik. Tetapi tiba-tiba, terasa pesawat tiba-tiba naik kembali dan suara mesin kembali menderu. Cuaca landasan ternyata sedang hujan lebat, tidak memungkinkan untuk mendarat. Pesawat perlahan kembali mengudara dan kapten pilot pun mengumumkan kondisi tersebut. Jadilah pengalaman pertama kali mengalami muter-muter di atas kota Jambi, melihat hamparan sawit dari udara karena pesawat terbang tidak terlalu tinggi.

Diluar sana, sempat terlihat pelangi muncul di langit diantara awan mendung. Indah sekali, cukup menghibur hati yang cemas karena tak tahu sampai kapan pesawat berputar diatas bandara. Akhirnya kapten pilot mengumumkan pesawat siap mendarat setelah pesawat berputar-putar sekitar setengah jam. Cuaca masih mendung dan gerimis. Akhirnya pesawat mendarat cukup keras. Tutup bagasi kabin sebelah kiri terbuka karena hentakan tersebut. Bagiku, keras tak masalah... Jauh lebih baik daripada membayangkan kemungkinan pesawat tergelincir karena licin. "Mohon tetap duduk dan memasang sabuk pengaman hingga pesawat berhenti dengan sempurna."

Ternyata Tuhan masih sayang aku. Bagaimanapun juga, aku hanya dapat mengucap syukur. Terima kasih ya Allah. Alhamdulillah kami semua diberi keselamatan dalam perjalanan ini.

Terlalu Baik?

Sekarang hari Minggu, 30 Mei 2010, Jam 11:25 siang waktu Jakarta, kurang dari 4 jam lagi sebelum penerbangan ke kota Jambi menggunakan Garuda GA-136. Tulisan kali ini terlintas karena mendapatkan teguran tertulis melalui SMS dari beberapa sahabat ataupun secara lisan melalui ucapan, yang pada intinya tidak ingin aku bersikap terlalu baik. Esensi kali ini menceritakan pentingnya berlaku baik dan pengalaman nyata yang diperoleh diriku.

Berawal dari beberapa teman yang berpendapat bahwa aku orangnya baik. Dan beberapa teman wanita mengatakan aku jangan terlalu baik kepada orang. Bahkan pacarku sendiri tadi malam berkata bahwa aku terlalu baik dengan orang lain. Waduh... Emang salah ya baik kepada orang?

Setelah kupikirkan, ternyata dilematis juga berlaku baik: bisa menjadi salah dan bisa juga menjadi benar. Dalam beberapa hal, sikapku yang ramah dan baik, terutama terhadap teman wanita membuat  mereka salah tanggap. Sikapku kepada mereka membuat merasa diperlakukan "lebih" olehku. Sehingga menumbuhkan rasa suka kepada diriku. Sah-sah saja sih... Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah sikapku kepada mereka semua adalah biasa dan ikhlas, dan sudah sesuai "SOP" alias Standar Operasi dan Prosedur ala Agus :) Dan semua itu tanpa bermaksud membuat mereka jatuh hati dan aku tidak memanfaatkan situasi tersebut!

Sikap baik kepada orang lain bisa menjadi bumerang, disaat orang lain tersebut memanfaatkan kebaikan seseorang demi kebaikan dirinya sendiri. Sebagai contoh, karena merasa telah diperlakukan baik, besok-besok tanpa segan meminta "kebaikan" yang sama. Bahkan lama-lama menyuruh kita. Nah yang begini yang gak enak... Udah dikasih hati minta jantung! Lama-lama jengah juga dan STOP!

Tetapi dibalik itu semua, aku tidak pernah menyesali setiap perbuatan baik yang pernah dilakukan. Mengapa? Aku percaya bahwa setiap hal yang baik akan berbuah dengan kebaikan. Kebaikan tidak hanya datang dari orang yang pernah kita perlakukan dengan ramah. Tidak hanya datang kepada diri kita langsung. Kalaupun kita masih menerima perlakuan tidak baik dari orang lain, sesungguhnya kebaikan yang lain akan datang ke anggota keluarga kita, bisa juga datang ke orang yang kita kasihi. Disaat mengalami kesusahan, akan datang kemudahan. Dan aku percaya, itu hanyalah sebagian kecil balasan dari bersikap baik. Dan membuatku semakin tertantang untuk tidak berhenti berbuat baik kepada sesama.

Sekedar pengalaman nyata, di tahun 2009 lalu, aku mendapatkan kesempatan dinas dari kantor ke kota Medan. Penerbangan kali itu dari Jakarta menuju Medan menggunakan Garuda Indonesia di hari Kamis. Saat itu, aku terbang sendirian kesana dikarenakan rekan kantor baru berangkat keesokan harinya. Penerbangan kali itu adalah penerbangan pertama kalinya ke kota Medan. Di hari sebelum penerbangan, ada kabar bahwa mobil penjemput tidak bisa datang dikarenakan di kantor cabang sedang ada yang meninggal dunia, sehingga seluruh mobil dipakai. Ya udah, namanya juga lagi ada musibah. Toh, walaupun gak dijemput, aku bisa ke hotel naik taksi sendiri..hehe...

Pas dipesawat, kebetulan di sebelahku ada seorang Bapak. Dari usianya kutebak sekitar 50-an tahun. Tapi dari pembicaraan, ternyata tebakanku salah. Usianya sudah 60-an tahun! Awet muda juga bapak ini. Dia pun bercerita, intinya dalam hidup harus dinikmati saja, tak perlu pusing memikirkan segala cobaan yang ada karena segala sesuatunya sudah di atur oleh-Nya. Hari itu, dia kembali ke Medan dikarenakan hari Sabtu pekan itu anaknya akan menikah. Singkat cerita, akupun diajak bareng bersamanya. Bapak itu dijemput oleh mobil kantornya dan dia menawarkan diri hendak mengantar ke hotel tempatku menginap.

Tawaran tersebut aku tolak dengan baik, dikarenakan arah tujuan Bapak itu berlawanan arah dengan hotel tempatku menginap. Setelah mendarat, aku bertanya dengan cleaning service yang ada di bandara mengenai taksi yang bagus di Medan. Ia menyarankan ke petugas yang berada di lobi sebelah sana, yang ternyata ia melayani pemesanan taksi bandara. Karena masih ragu melihat kondisi taksi-taksi yang ada disekitar situ, jauh sekali dengan kondisi taksi di Jakarta, membuatku ragu memesan taksi. Akhirnya aku bertanya dengan seorang penumpang pesawat yang lebih dulu berada di situ.

Singkat cerita, orang tersebut balik bertanya dimana hotel tempatku menginap. Ternyata hotel tempatku menginap sejalan dengan hotel tempatnya menginap. Dan aku pun ditawarkan barengan satu taksi dengannya menuju hotel. Alhamdulillah. Seseorang yang tidak aku kenal, di kota yang baru pertama kali aku kunjungi, ada orang yang rela berbagi taksi dengan diriku yang baru saja bertemu di jalan. Sudah begitu, ongkos taksi yang hendak aku bayarkan ditampiknya, dan meminta untuk dia saja yang membayarkan. Alhamdulillah.

Terima kasih ya Allah, semoga Engkau senantiasa membimbingku untuk selalu berbuat baik walaupun kepada orang yang pernah menyakiti perasaanku. Amin.

Kamis, 27 Mei 2010

Berubah!

Inilah salah satu titik balik dalam hidupku. Berubah untuk menjadi lebih baik.

Bukan karena sadar karena penyesalan mendalam, yang menorehkan guratan kenangan yang tak pernah diinginkan. Tapi lebih dikarenakan trendsetter semua berubah:
Berubah berat badan menjadi lebih gendut
Berubah rambut hitam menjadi uban
Saat ini musim kemarau tapi beberapa pekan terakhir hujan melulu,
Konspirasi jahat akhirnya tercium bau busuknya dan menyebar kemana-mana
Dunia aja berubah, kenapa aku diam saja?


Berubah!
Suka maupun tidak suka, pasrah maupun benci, semua pasti berubah! Terima sajalah.
Apalagi menyangkut sifat manusia, banyak yang tidak konsisten, berubah seiring dengan perjalanan waktu mengarungi samudera kehidupan.
Benci menjadi Cinta, Setia menjadi Selingkuh, Kawin dan Cerai.
Teman jadi Lawan, Polisi jadi Penjahat, Maling jadi Dermawan
Semuanya mungkin dan sah-sah saja!

Berubah!
Kenapa begitu besar keinginan untuk meninggalkan segala keburukan yang ada di diri ini?
Kenapa begitu besar kemauan mewujudkan cita-cita dan melepaskan semua masa lalu yang kelam?
Kenapa orang lain bisa memperoleh semua hal itu sedangkan aku tidak?

Berubah!
Tidak selalu dengan melepas topeng lama dan menggantikan dengan topeng yang baru.
Tidak identik dengan berkelakuan bunglon dalam bergaul dalam lingkungan.
Cukup dengan sedikit niat untuk selalu berpikiran positif:
Kalau orang lain bisa, kenapa aku tidak?

Berubah!
Dengan mengurangi konsumsi rokok dari sebungkus menjadi setengahnya
Dari setengah bungkus rokok menjadi seperempatnya
Dan alhasil menjadi satu batang untuk satu hari
Sebuah loncatan besar apabila ternyata mampu menghentikan kebiasaan itu
Walau faktanya saat ini aku tak pernah merokok

Berubah!
Begitu pula dengan semua "sampah" yang ada dalam diri ini
Perlu di daur ulang dengan unsur yang bernama kreativitas
Mengubah semua kotoran menjadi kompos dan abu
Membuka mulut berkata jujur tanpa intervensi
Tak perlu mengikuti arus yang dapat membuat hanyut ke dunia kemunafikan.

Berubah!
Motivasilah diri sendiri agar lebih baik
Jalani dengan niat ingin berubah
Selesaikan semua masalah dengan ikhlas
Berdoalah agar semua tetap sesuai rencana
 

Maestro Intermezzo by Agus Supriyanto © 2008-2010.