Minggu, 15 Juni 2014

Kamus Kompetensi


Kamus kompetensi ini digunakan untuk membantu mengenal setiap kompetensi secara lebih detail. Didalamnya terdapat indikator-indikator perilaku yang merupakan building block fundamental pada setiap model kompetensi. Dimana indikator-indikator perilaku tersebut dihimpun dan diorganisasikan dalam beragam dimensi kompetensi dalam bentuk berjenjang dengan beberpa tingkatan atau level. Indikator perilaku merupakan contoh-contoh perilaku yang akan diobservasi ketika seseorang mendemonstrasikan suatu kompetensi.




Kompetensi: Dorongan Berprestasi (Need of Achievement)
Dorongan Berprestasi (ACH)

Definisi:

Dorongan (untuk) Berprestasi (Need of Achievement) adalah keinginan/tekad untuk bekerja dengan baik atau melampaui standar prestasi. Standar tersbut bisa berupa prestai diri sendiri di masa lampau (Improvement); ukuran yang objektif (results orientation); melebihi orang lain (competitiveness); sasaran yang menantang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang lain (innovation). Hal ini menunjukan dorongan untuk bertindak secara lebih baik dan efisien.

Indikator Perilaku:
-1. Tidak mempunyai standar prestasi dalam bekerja

Tidak menunjukan perhatian khusus terhadap pekerjaan, hanya melakukan apa yang dibutuhkan (menunjukan perhatian lebih besar terhadap non-pekerjaan seperti misalnya kehidupan sosial, status, kegemaran, keluarga, olahraga, persahabatan).

0. Fokus terhadap tugas

Bekerja, namun hasilnya tidak memenuhi standar kinerja yang baik.

1. Bekerja dengan baik untuk mencapai suatu target

Mencoba bekerja dengan baik atau benar.
Mengekspresikan keinginan untuk bekerja dengan lebih baik.
Merasa tidak puas bila melihat ketidakefisienan di tempat kerja (misalnya mengeluh karena waktu yang terbuang) tapi tidak melakukan tindakan perbaikan yang spesifik.

2. Mencapai standar prestasi yang ditentukan

Memenuhi standar prestasi atau target yang ditetapkan oleh manajemen.
Bekerja keras untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan (kualitas maupun waktu).
Membuat ‘milestone’ (target perantara), jadwal dan tenggat waktu untuk setiap tugas.

3. Meningkatkan kinerja

Memperbaiki sistem atau metode kerja untuk meningkatkan kinerja.
Bekerja dengan lebih efisien, lebih cepat, dengan biaya lebih rendah.
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

4. Menentapkan dan mencapai sasaran yang menantang

Menetapkan sasaran yang menantang dalam arti sasaran yang cukup sulit untuk dicapai namun realistis.
Merealisasikan ide-ide baru yang belum pernah dicoba.
Membuat target untuk diri sendiri yang melebihi target yang diberikan oleh perusahaan yang mengharuskan untuk bekerja lebih keras tetapi masih dalam batas yang realistis.

5. Membuat analisis cost-benefit

Membuat keputusan dan menetapkan prioritas atau memilih sasaran berdasarkan perhitungan input dan output.
Memikirkan tentang resiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari suatu tindakan.
Menganalisa hasil kerja baik dari segi finansial maupun non finansial.
Melakukan studi atau analisa kelayakan.

6. Mengambil resiko wirausaha yang diperhitungkan

Membuat komitmen dalam menyediakan sumber daya dan waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk meningkatkan keuntungan.
Mencoba membuat produk baru seraya mengambil tindakan untuk meminimalkan resiko, misalnya melakukan riset pasar.



Kompetensi: Orientasi Pelayanan Pelanggan (Customer Service Orientation)
Orientasi Pelayanan Pelanggan (CSO)

Definisi:

Orientasi Pelayanan Pelanggan (Customer Service Orientation) adalah keinginan untuk membantu atau melayani orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Artinya berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan. (Pelanggan diartikan secara luas, yaitu meliputi pelanggan internal dan eksternal).

Indikator Perilaku:
-1. Fokus terhadap kemampuan diri sendiri

Fokus terhadap apa yang dapat diberikan perusahaan atau diri sendiri daripada apa yang dibutuhkan pelanggan. Menyalahkan pelanggan untuk hasil yang tidak memuaskan.

0. Memberikan pelayanan yang minimal

Memberikan respons segera tanpa memeriksa masalah atau kebutuhan pelanggan yang sebenarnya.

1. Merespon pelanggan dengan tepat

Menindaklanjuti permintaan, pelayanan dan keluhan pelanggan.
Mengabarkan pelanggan tentang kemajuan proyek.

2. Memelihara komunikasi yang baik

Memelihara komunikasi yang baik dengan pelanggan mengenai harapan bersama.
Memonitor kepuasan pelanggan.
Menyampaikan informasi yang berguna kepada pelanggan.
Memberikan pelayanan yang ramah dan menyenangkan

3. Mengambil tanggung jawab pribadi

Mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah pelayanan.
Tidak melemparkan atau lepas tangan dari masalah pelanggan yang ditangani.
Menyelesaikan masalah secara cepat dan tidak depensif, walaupun harus mengalami kerugian.

4. Bertindak untuk pelanggan

Menyediakan diri setiap saat, terutama pada saat pelanggan sedang dalam masa kritis.
Bertindak lebih dari yang biasa diharapkan pelanggan.

5. Menanggapi kebutuhan mendasar pelanggan

Memahami bisnis pelanggan dan/atau mencari informasi mengenai kebutuhan mendasar yang sesungguhnya dari pelanggan lebih dari apa yang pernah diutarakannya.
Memberikan jasa atau produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan (memakai perspektif pelanggan).

6. Menggunakan persfektif jangka panjang

Bekerja dengan menggunakan perspektif jangka panjang dalam menjawab masalah pelanggan.
Bertindak sebagai penasihat yang terpercaya.
Mencari keuntungan jangka panjang untuk pelanggan.
Terlibat dalam proses pengambilan keputusan di pihak pelanggan.


Kompetensi: Integritas (Integrity)
Integritas (ING)

Definisi:

Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

Indikator Perilaku:
1. Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik

Mengikuti kode etik profesi dan perusahaan.
Jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya di dalam lingkup atau otoritasnya.
Meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan itu tidak melanggar kode etik.

2. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan keyakinannya

Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan.
Berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan menyakiti kolega atau teman dekat.
Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan.

3. Bertindak berdasarkan nilai (values) meskipun sulit untuk melakukan itu

Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan.
Berterus terang walaupun dapat merusak hubungan baik.

4. Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar

Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan pekerjaan.
Bersedia untuk mundur atau menarik produk/jasa karena praktek bisnis yang tidak etis.
Menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan demi menegakkan nilai (values).



Kompetensi: Pemikiran Analitis (Analytical Thinking)
Pemikiran Analitis (AT)

Definisi:

Pemikiran Analitis (Analytical Thinking) adalah pemahaman situasi/masalah dengan menguraikan masalah tersebut menjadi bagian-bagian kecil, atau melacak implikasi dari situasi tersebut bertahap. Termasuk didalamnya menyusun bagian-bagian tersebut secara sistematis; membuat perbandingan dari aspek-aspek yang berbeda; menetapkan prioritas secara rasional; mengidentifikasi urutan waktu, hubungan Sebab-Akibat atau hubungan Jika-Maka.

Indikator Perilaku:
0. Tidak Tampak

Melakukan sesuatu pada saat itu juga. Pekerjaan diatur oleh orang lain.

1. Menguraikan Masalah

Menguraikan masalah atau situasi menjadi daftar tugas atau aktivitas sederhana tanpa mengaitkannya dengan prioritas.
Membuat daftar uraian tanpa urutan prioritas.

2. Melihat hubungan tunggal atau sederhana

Mengidentifikasikan hubungan sebab – akibat antara 2 aspek dari suatu situasi.
Membuat hubungan yang sederhana antar bagian-bagian tersebut; hubungan sederhana atau tunggal, misalnya A mengakibatkan B.
Memisahkan masalah menjadi dua bagian: Pro dan Kontra.
Mengurutkan daftar tugas berdasarkan urutan kepentingannya.

3. Melihat hubungan majemuk atau kompleks

Membuat hubungan sebab-akibat yang majemuk (multiple): A menyebabkan B, B menyebabkan C dan C menyebabkan D.
Mengidentifikasi beberapa faktor penyebab yang potensial.
Melihat konsekuensi-konsekuensi dari berbagai tindakan.
Menganalisa hubungan antara beberapa masalah atau situasi (misalnya: mengantisipasi langkah-langkah majemuk/multiple untuk meminimalisasi masalah dengan mendetail).

4. Membuat analisa atau perencanaan yang kompleks

Menggunakan beberapa teknik analisa untuk menguraikan permasalahan yang kompleks.
Mengidentifikasi beberapa solusi dan memberi bobot untuk setiap solusi. (Ini lebih dari sekedar pemecahan masalah seperti di tingkat 3. Hal ini melibatkan hubungan kausal yang majemuk yang mengarah pada lebih dari satu solusi).


Kompetensi: Peduli Terhadap Keteraturan (Care to Ordinary)
Peduli Terhadap Keteraturan (CO)

Definisi:

Peduli terhadap keteraturan (Care to Ordinary) adalah dorongan untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungannya dengan mengelola atau mengorganisir hal-hal yang detil (Organizing the details) dan memastikan akurasi/ketepatan.

Indikator Perilaku:
1. Menunjukan perhatian terhadap kejelasan

Bekerja dengan cermat untuk menciptakan kejelasan.
Menuntut adanya kejelasan peran, tugas, data, informasi, seringkali dalam bentuk tertulis.

2. Memeriksa pekerjaan

Memeriksa kembali ketepatan data, informasi, hasil kerja sendiri.

3. Memonitor keakuratan pekerjaan orang lain

Memeriksa pekerjaan orang lain untuk memastikan bahwa prosedur telah diikuti dan keakurasian telah dicapai.

4. Memonitor data atau proyek

Memonitor perkembangan proyek terhadap tenggat waktu maupun tahapan (milestone).
Memonitor data, menemukan kelemahan atau data yang hilang untuk memastikan keteraturan.


Kompetensi: Pencarian Informasi (Information Gathering)
Pencarian Informasi (INF)

Definisi:

Pencarian Informasi (Information Gathering) adalah keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu, seseorang atau permasalahan. Hal ini meliputi pencarian informasi secara mendalam, di luar pertanyaan rutin atau lebih dari yang dituntut dalam pekerjaan. Termasuk “menggali’ untuk mendapatkan informasi yang akurat.

Indikator Perilaku:
0. Tidak tampak

Tidak mencari informasi tambahan dalam menghadapi suatu permasalahan, hanya menggunakan informasi yang diberikan.

1. Bertanya

Bertanya kepada pihak yang terlibat langsung.
Menggunakan informasi yang ada.

2. Melakukan penyelidikan secara pribadi

Terjun langsung untuk menyelidiki masalah atau situasi, lebih dalam dari sekedar pertanyaan rutin.
Mencari dan bertanya kepada orang yang mengetahui permasalahan.
Menanyakan “apa yang terjadi”.

3. Menggali lebih dalam

Menyampaikan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui akar permasalahan, atau potensi kesempatan yang tersembunyi di balik isu yang diutarakan.
Mencari fakta dan opini atau data tambahan.
Melibatkan orang lain yang tidak secara langsung terlibat, meminta pendapat, informasi pendukung, pengalaman, dll.
Tidak berhenti pada jawaban pertama, mencari tahu mengapa sesuatu terjadi.

4. Melakukan riset

Melakukan upaya sistematik dalam waktu yang terbatas untuk memperoleh data atau umpan balik yang diperlukan, atau penyelidikan mendalam dari sumber yang tidak biasa.
Melakukan riset formal melalui surat kabar, majalah, jaringan komputer, atau sumber lainnya. Hal ini bisa termasuk riset pasar, keuangan, atau pesaing.

5. Menggunakan sistemnya sendiri

Memiliki sistem atau kebiasaan yang dikembangkan sendiri untuk mendapatkan informasi (“Management by walking around”, pertemuan informasl secara periodik, atau penelusuran informasi dari suatu penerbitan, dsb).
Mengatur orang-orang untuk melakukan pengumpulan informasi secara periodik untuknya.


Kompetensi: Inisiatif (Initiatif)
Inisiatif (INT)

Definisi:

Inisiatif (Initiatif) merujuk kepada: 1) identifikasi masalah, hambatan atau peluang dan 2) mengambil tindakan untuk menjawab masalah atau peluang saat ini atau masa datang. Dengan demikian, inisiatif dapat dilihat dalam konteks bertindak proaktif dan bukan sekedar berpikir tentang suatu tindakan di masa datang.

Indikator Perilaku:
-1. Hanya memikirkan masa lalu
Melewatkan peluang atau tidak mengambil tindakan atas peluang yang sangat jelas ada.

0. Tidak tampak atau tidak mengambil tindakan

1. Bertindak atas peluang saat ini untuk mengatasi hambatan

Mengidentifikasi dan melakukan tindakan atas peluang yang ada.
Mengatasi hambatan yang muncul.
Melakukan sesuatu tanpa diminta dan menyelesaikannya hingga tuntas.

2. Bertindak cepat dalam situasi kritis atau tanpa informasi yang lengkap

Mengambil keputusan dengan sigap.
Melakukan tindakan dalam keadaan krisis tanpa harus menunggu perintah.
Menyampaikan informasi yang kunci tanpa diminta.

3. Mengantisipasi masalah dan menciptakan peluang

Mengantisipasi masalah yang mungkin muncul dalam kurun waktu 12 bulan mendatang dan mengambil tindakan untuk mencegahnya.
Melihat dan atau menciptakan peluang sampai 12 bulan mendatang dan mengambil tindakan proaktif untuk mewujudkannya.

4. Bertindak dengan orientasi jangka panjang

Berpikir dengan orientasi jauh ke depan, lebih dari 1 tahun dan mengidentifikasi peluang dan rintangan yang mungkin muncul dan mengambil tindakan yang sesuai.
Mengenali peluang dan melakukan pendekatan untuk merealisasinya.


Kompetensi: Kesadaran Organisasi (Organization Awareness)
Kesadaran Organisasi (OA)

Definisi:

Kesadaran Organisasi (Organization Awareness) adalah kemampuan untuk memahami dan mempelajari kekuasaan dalam organisasi sendiri maupun organisasi lain (pelanggan, penyalur, dll.). Termasuk didalamnya kemampuan untuk mengidentifikasi siapa pengambil keputusan yang sebenarnya dan individu yang memiliki pengaruh kuat.

Indikator Perilaku:
-1. Salah mengerti mengenai struktur organisasi

Membuat kesalahan dalam pemahaman organisasi.

0. Non Political

Fokus melakukan pekerjaan sendiri, dan mengabaikan politik organisasi.

1. Memahami struktur informal

Mengenali atau menggunakan struktur formal atau hirarki organisasi.
Memahami rantai perintah dan kekuasaan atau wewenang di dalam organisasi.
Mengerti peraturan, sistem dan prosedur yang berlaku.

2. Memahami struktur informal

Mengerti dan menggunakan struktur informal (mengidentifikasi pemain kunci, orang-orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan, dll.).
Menggunakan pengetahuan ini pada saat struktur formal tidak berjalan seperti yang diharapkan.

3. Memahami iklim dan budaya

Mengenali keterbatasan organisasi yang tidak dikemukakan – apa yang mungkin dan tidak mungkin pada keadaan atau posisi tertentu.
Memahami dan menggunakan budaya dan bahasa perusahaan untuk mendapat tanggapan yang terbaik.

4. Memahami politik perusahaan

Memahami, menggambarkan dan menggunakan kekuasaan dan hubungan politik dalam perusahaan (aliansi, persaingan) untuk mendapatkan dampak yang positif bagi perusahaan.

5. Memahami isu mendasar perusahaan

Memahami, menggambarkan dan menggunakan kekuasaan dan hubungan politik dalam perusahaan (aliansi, persaingan) untuk mendapatkan dampak yang positif bagi perusahaan.


Kompetensi: Pengertian Antar Pribadi (Interpersonal Understanding)
Pengertian Antar Pribadi (IU)

Definisi:

Pengertian Antar Pribadi (Interpersonal Understanding) adalah keinginan untuk mengerti orang lain. Ini adalah kemampuan untuk mendengarkan dan mengerti secara akurat pikiran, perasaan, masalah orang lain yang tidak terucapkan atau tidak sepenuhnya disampaikan. Kompetensi ini mengukur kompleksitas dan kedalaman pemahaman terhadap orang lain, juga termasuk sensitivitas antar budaya.

Indikator Perilaku:

1 Memahami emosi tetapi tidak memahami muatan emosi tersebut.

2 Memahami emosi dan muatan emosi tersebut. Mendengarkan orang lain dan bisa menangkap perasaan orang lain dan dapat menjelaskan latar belakang perilakunya.

3 Dapat memahami makna tersirat yang disampaikan maupun ditampilkan oleh orang lain. ersedia untuk mendengarkan keluhan orang lain

4 Memahami kelemahan dan kelebihan orang lain emosi-emosi yang melatarbelakangi perilakunya. Bisa memprediksi tinngkah laku orang lain

5 Memahami dinamika kepribadian seseorang dari perilakunya. Mampu berempati dan merasakan perasaan orang lain dan menampilkan perilaku yang mendukung orang lain. Bersedia menjadi sukarelawan. Membantu orang lain memecahkan masalahnya.


Kompetensi: Membina Hubungan (Relational Building)
Membina Hubungan (RB)

Definisi:

Membina Hubungan (Relational Building) adalah membangun atau membina hubungan akrab, timbal-balik, dan hangat atau jaringan kontak dengan orang lain yang akan berguna dalam bekerja di masa depan. Hal ini mencakup kontak di luar lingkup pekerjaan dan menagarah pada pertemuan sosial dan pribadi.

Indikator Perilaku:
0. Menghindari kontak sosial

Mengasingkan diri, menghindari interaksi sposial.

1. Melakukan kontak informal

Melakukan kontak informal selain kontk formal dalam pekerjaan.
Memprakarsai diskusi atau obrolan ringan tentang hal-hal yang berhubungan dengan keluarga, olahraga, berita koran, dsb.

2. Membina hubungan baik

Membina atau memelihara hubungan baik dengan kenalan atau pelanggan.
Secara sadar melakukan usaha untuk membina hubungan. Misalnya di asosiasi profesi atau dalam kegiatan olahraga.

3. Melakukan kontak sosial

Sesekali memprakarsai pesta, kegiatan atau pertemuan khusus untuk meningkatkan hubungan baik dengan pihak lain.
Mengundang kenalan ke rumah atau mengunjungi kenalan di rumahnya.
Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan sosial.

4. Membina hubungan pribadi

Menciptakan persahabatan yang erat termasuk kesediaan membantu, membela atau mendampingi untuk memperluas jaringan kerja perusahaan dan mencapai tujuan bisnis.


Kompetensi: Percaya Diri (Self Confidence)
Percaya Diri (SCF)

Definisi:

Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.

Indikator Perilaku:
-1. Lemah

Tidak percaya diri, meragukan kemampuan diri sendiri. Menghindari ketidak-setujuan dan konflik.

0. Tidak tampak atau menghindari tantangan
1. Tampil percaya diri

Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi, mengambil keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain.

2. Bertindak independen

Bertindak di luar otoritas formal agar pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik, namun hal ini dilakukan demi kebaikan perusahaan bukan karena tidak mematuhi prosedur yang berlaku.

3. Menyatakan keyakinan atas kemampuan sendiri

Menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang penggerak, atau seorang nara sumber.
Secara eksplisit menunjukkan kepercayaan akan penilaiannya sendiri.
Melihat dirinya lebih baik dari orang lain.

4. Memilih tantangan atau konflik

Menyukai tugas-tugas yang menantang dan mencari tanggung jawab baru.
Bicara terus terang jika tidak sependapat dengan manajemen, pelanggan atau orang-orang lain yang lebih kuat, tetapi mengutarakannya dengan sopan.
Menyampaikan pendapat dengan jelas dan percaya diri biarpun dalam situasi konflik.

5. Mengkonfrontasi manajemen atau pelanggan

Melakukan konfrontasi secara terbuka dengan manajemen atau pelanggan.
Mengambil tugas yang sangat menantang dengan sukarela (tugas yang beresiko tinggi untuk pribadi) “Mereka bilang ini membunuh karir saya…… tapi saya tahu saya dapat mengubahnya, jadi saya terima pekerjaan itu”.


Kompetensi: Fleksibilitas (Flexibility)
Fleksibilitas (FLX)

Definisi:

Fleksibilitas (Flexibility) adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok. Fleksibilitas membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai pandangan yang berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatannya karena suatu perubahan situasi, dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam organisasinya.

Indikator Perilaku:
-1. Secara tidak produktif terpaku pada pendapat atau pendekatan sendiri

Walaupun ada masalah yang sangat jelas, tetap mempertahankan pendapat yang sama; tidak menganggap pendapat orang lain valid.

0. Selalu mengikuti prosedur
1. Menerima kebutuhan untuk bersikap fleksibel

Bersedia untuk mengubah gagasan atau pandangan berdasarkan informasi baru atau bukti baru yang bertentangan.
Memahami pandangan orang lain.
Melihat validitas dari pendapat orang lain.

2. Menerapkan peraturan dengan fleksibel

Menyesuaikan peraturan atau prosedur normal pada situasi spesifik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau mencapai tujuan organisasi.
Mengerjakan tugas koleganya yang memang perlu untuk dibantu dalam situasi yang krisis.

3. Menyesuaikan tindakan

Melakukan penyesuaian tindakan atau perilaku berdasarkan situasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Mengambil tanggung jawab atau tugas yang berbeda dengan deskripsi pekerjaan.
Mengadaptasi taktik dengan situasi yang ada.

4. Menyesuaikan strategi sendiri

Mengubah keseluruhan rencana, sasaran, atau proyek untuk menyesuaikan dengan situasi.
Membuat perubahan sementara pada perusahaan sendiri atau pelanggan untuk memnuhi kebutuhan dari suatu situasi tertentu.
Membuat posisi khusus didalam organisasi untuk mengakomodasi strategi perusahaan.


Kompetensi: Dampak dan Pengaruh (Impact)
Dampak dan Pengaruh (IMP)

Definisi:

Dampak dan Pengaruh (Impact) adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Kompetensi ini menekankan pada keinginan untuk mempengaruhi atau menimbulkan dampak pada orang lain.

Indikator Perilaku:
-1. Menggunakan personalized power

Mementingkan posisi pribadi dibandingkan dengan akibat negatif yang ditimbulkan dalam organisasi.

0. Tidak tampak

Tidak memperlihatkan usaha untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.

1. Menggunakan tindakan tunggal untuk membujuk

Membujuk langsung dengan alasan dan data.
Menggunakan contoh konkrit, demonstrasi, bantuan visual.
Tidak berusaha untuk mengadaptasi minat orang lain.

2. Mengambil beberapa tindakan untuk membujuk

Mengambil beberapa tindakan untuk membujuk tanpa berusaha secara spesifik untuk mengadaptasi minat orang lain.
Memberikan dua atau lebih argumentasi yang berbeda dalam diskusi atau presentasi.

3. Melakukan adaptasi dengan hadirin

Memperhitungkan dampak dari tindakan atau perbuatan.
Memodifikasi presentasi atau diskusi untuk menyesuaikan dan menarik minat hadirin.
Memprediksi efek dari tindakan di mata orang lain.
Mengambil tindakan dramatis atau terencana untuk menimbulkan kesan tertentu.
Mengantisipasi dan siap menghadapi reaksi orang lain.

4. Menggunakan pengaruh tidak langsung

Menggunakan serangkaian pengaruh tidak langsung: “minta A untuk menunjukan ini kepada B sehingga B akan mengatakan ini-itu kepada C”.
Menggunakan ahli atau pihak ketiga untuk mempengaruhi.
Mengambil dua atau lebih tindakan untuk membujuk, dimana setiap langkah diadaptasikan pada minat orang lain.

5. Menggunakan strategi mempengaruhi yang kompleks

Memadukan koalisi politik, membangun dukungan ‘di balik layar’, memberi atau menahan informasi untuk membuat efek tertentu.
Menggunakan pemahaman mendalam mengenai interaksi kelompok untuk bergerak ke arah agenda yang spesifik.


Kompetensi: Pengembangan Orang Lain (People Development)
Pengembangan Orang Lain (DEV)

Definisi:

Pengembangan Orang Lain (People Development) adalah keinginan tulus untuk mendorong proses belajar dan pengembangan orang lain. Kompetensi ini berfokus pada intensi untuk pengembangan bukan sekedar pelatihan formal.

Indikator Perilaku:
-1. Mengecilkan hati

Mengekspresikan komentar personal yang negatif atau yang bersifat stereotipe, tidak menyukai bawahan, murid, klien. Mempunyai gaya manajerial pacesetter.

0. Tidak tampak atau tidak menunjukan usaha untuk mengembangkan orang lain

Hanya fokus untuk melakukan pekerjaannya dengan baik.

1. Menyatakan harapan yang positif

Memberikan komentar yang positif tentang potensi orang lain.
Menyatakan harapan yang positif tentang pengembangan masa depan orang lain.
Percaya bahwa orang lain ingin dan bisa belajar untuk meningkatkan kinerja mereka.

2. Memberikan instruksi

Memberi instruksi rinci dan/atau on-the-job demonstration.
Memberitahukan cara mengerjakan suatu tugas.
Memberi saran yang spesifik dan bermanfaat.

3. Memberikan penjelasan dan dukungan

Memberi arahan dan penjelasan atau rasional dari suatu tindakan.
Memberi dukungan praktis untuk memudahkan pekerjaan bawahan (memberi tambahan sumber daya, alat, informasi, saran ahli).
Mengajukan pertanyaan, memberi tes atau menggunakan metode lain untuk memastikan bahwa orang tersebut telah memahami penjelasan yang diberikan).

4. Memberikan umpan balik yang berimbang untuk mendorong pengembangan yang terus menerus

Memberi umpan balik yang spesifik untuk tujuan pengembangan.
Membesarkan hati orang yang baru saja mengalami kegagalan.
Memberikan umpan balik negatif tentang perilaku bukan tentang pribadi, dan memberikan harapan positif untuk kinerja di masa datang.
Memberikan saran pribadi untuk perbaikan.

5. Melakukan bimbingan (coaching), mentoring yang mendalam

Mengatur penugasan, pelatihan formal atau hal lain yang sesuai untuk mendorong pengembangan dan proses belajar seseorang.
Membuat orang mencari jawaban atasa masalah mereka sendiri sehingga mereka mengetahui mengapa, daripada memberikan jawabannya (Ini tidak termasuk pelatihan formal yang merupakan kewajiban perusahaan).
Mengidentifikasi kebutuhan seseorang akan pelatihan dan pengembangan dan mengembangkan program atau materi baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


Kompetensi: Pengarahan (Direction)
Pengarahan (DIR)

Definisi:

Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.

Indikator Perilaku:
-1. Pasif

Meluluskan permintaan orang lain walaupun hal itu mengganggu penyelesaian pekerjaan. Lebih ingin disukai atau tidak ingin menyakiti hati orang lain, daripada menyelesaikan pekerjaan dengan benar.

0. Tidak memberikan perintah

Tidak memberikan pengarahan pada saat diperlukan.

1. Memberi petunjuk

Memberi petunjuk dan menjelaskan tugas secara rinci.
Memberitahukan persyaratan atau kebutuhan suatu tugas dengan jelas.
Secara eksplisit mendelegasikan rincian tugas rutin agar dapat memperhatikan hal-hal yang lebih bernilai atau lebih jangka panjang.

2. Menentukan batasan

Menolak permintaan yang tidak masuk akal, berani mengatakan “tidak” dengan tegas.
Menentukan batasan untuk perilaku orang lain.
Memanipulasi situasi untuk membatasi pilihan orang lain.

3. Menuntut kinerja yang tinggi

Secara sepihak menetapkan standar kinerja yang tinggi.
Menuntut kualitas dan sumber daya yang baik.
Meminta kepatuhan atas perintahnya atau permintaannya dengan pengawasan yang ketat.
Mengatakan konsekuensi atas ketidakmampuan.

4. Memonitor kepatuhan atas standar kinerja

Secara terbuka membandingkan kinerja orang dengan standar yang telah ditetapkan.
Mengkonfrontasi orang lain secara terbuka dan langsung dalam masalah kinerja.
Menyatakan konsekuensi atas kinerja yang dibandingkan dengan standar



Kompetensi: Kematangan Pribadi (maturity)
Maturity

Definisi :

Kematangan Pribadi (Maturity) adalah kemampuan untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing oleh reaksi yang provokatif

1 Bertahan untuk tidak impulsif

2 Mengendalikan emosi (rasa marah, frustrasi dll)

3 Mampu berespon secara kalem dalam situasi frustrasi

4 Mampu mengelola stress secara efketif

5 Mengendalikan emosi negatif dan bertindak secara konstruktif untuk mencari penyelesaiannya

6 Mampu menenangkan orang lain disamping menenangkan diri sendiri.


Kompetensi: Mengambil Keputusan (Decision Making)

Decision Making

Definisi :

Mengambil Keputusan (Decision Making) adalah kemampuan untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing oleh reaksi yang provokatif

1 Mengambil keputusan untuk tugas rutin berdasarkan prosedur kerja yang jelas

2 Mengambil keputusan untuk tugas rutin secara mandiri

3 Mengambil keputusan untuk tugas non rutin

4 Mampu mengambil keputusan yang beresiko namun situasinya lebih jelas

5 Mampu dan berani mengambil keputusan walaupu situasinya tidak menentu. Dalam hal ini ada unsur prediksi dan perhitungan resiko

Kompetensi: Kerjasama (Team Work)
Kerjasama (TW)

Definisi:

Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses.

Indikator Perilaku:
-1. Tidak mau bekerjasama (uncooperative)

Menolak bekerja sama, menimbulkan masalah.

0. Netral

Tidak berpartisipasi. Tidak menjadi anggota tim manapun.

1. Bekerjasama

Berpartisipasi, anggota kelompok yang baik – melakukan tugas/bagiannya.
Mendukung keputusan kelompok.
Sebagai anggota kelompok, mengupayakan agar anggota lain mendapat informasi yang relevan dan bermanfaat, misalnya informasi tentang proses kelompok, tindakan individual, atau hal-hal yang penting.

2. Mengungkapkan harapan yang positif

Menyatakan harapan yang positif tentang orang lain dalam hal kemampuan, peran yang diharapkan, dsb.
Membicarakan anggota kelompok secara positif.
Menghargai hasil yang dicapai oleh kelompok.

3. Menghargai masukan

Menghargai masukan dan keahlian orang lain.
Mau belajar dari orang lain (termasuk dari bawahan dan teman sejawat).
Meminta ide dan pendapat kepada semua anggota kelompok untuk membantu membuat keputusan.
Mendorong kerjasama kelompok.

4. Memberikan dorongan

Secara terbuka memberi pujian kepada orang yang berkinerja baik.
Mendorong dan memberdayakan orang lain.
Membuat orang lain merasa kuat dan penting.

5. Membangun semangat kelompok

Bertindak untuk menciptakan suasana kerjasama yang akrab dan moral kerja yang baik dalam kelompok (misalnya menciptakan simbol identitas kelompok).
Menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam kelompok.
Melindungi/mempromosikan reputasi kelompok.


Kompetensi: Kepemimpinan Kelompok (Team Leadership)
Kepemimpinan (TL)

Definisi:

Kepemimpinan Kelompok adalah keinginan untuk mengambil peran sebagai pemimpin dalam suatu kelompok dan memastikan adanya kejelasan diantara anggota kelompok. Kepemimpinan Kelompok umumnya (tetapi tidak selalu) muncul dari posisi atau otoritas formal. Kelompok juga dapat diartikan secara luas sebagai kelompok apapun dimana seseorang mengambil peran sebagai pemimpin

Indikator Perilaku:
-1. Melepaskan tanggung-jawab

Menolak atau gagal memimpin, misalnya tidak memberikan pengarahan pada saat bawahan membutuhkannya.

0. Tidak tampak
1. Mengadakan rapat atau pertemuan dengan baik

Mengemukakan tujuan dan agenda dalam pertemuan.
Mengatur alokasi waktu dengan baik dalam pertemuan atau pembicaraan.
Membagi tugas kepada anggota kelompok.

2. Membagi informasi

Memastikan anggota kelompok mendapatkan informasi yang diperlukan.
Menjelaskan alasan dari suatu keputusan yang menyangku kelompok.
Memberikan kejelasan tentang sasaran kelompok dan bagaimana kontribusi setiap peran anggota dalam mencapai sasaran tersebut.

3. Meningkatkan efektivitas kelompok

Meningkatkan efektivitas, moral dan produktivitas kelompok (keputusan untuk merekrut, mengeluarkan anggota kelompok, memberi pelatihan, dll.)
Memastikan kebutuhan praktis kelompok terpenuhi: mendapatkan orang yang tepat, sumber daya, informasi.
Melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk membangun semangat kelompok.

4. Menjaga kelompok dan reputasinya

Melindungi kelompok dan reputasinya.
Membela anggotanya baik secara terbuka (di depan umum) atau secara tertutup.
Memastikan adanya dukungan pengembangan baik bagi individu maupun kelompok.

5. Bertindak sebagai pemimpin

Memastikan bahwa orang lain dapat menerima misi, sasaran, agenda, iklim, kebijakan.
Menjadi contoh baik “set a good example”.
Menerapkan norma perilaku kelompok.

6. Mengkomunikasikan visi

Membuat orang percaya dan komit terhadap visi dan misi organisasi.
Menimbulkan antusiasme, energi dan komitmen bagi kelompoknya.



Kompetensi: Pemikiran Konseptual (Conceptual Thinking)
Pemikiran Konseptual (CT)

Definisi:

Pemikiran Konseptual (Conceptual Thinking) adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang tidak nampak dengan jelas. Termasuk didalamnya menyimpulkan informasi yang beragam dan tidak lengkap menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci atau dasar permasalahan di dalam situasi yang kompleks dan menciptakan konsep-konsep baru.

Indikator Perilaku:
0. Tidak menggunakan konsep yang abstrak

Berpikir dengan cara yang sangat konkrit/nyata.

1. Menggunakan aturan dasar

Menggunakan aturan dasar, logika dan pengalaman masa lampau, pola (pattern) dalam mengidentifikasi masalah.
Mengetahui jika suatu peristiwa sama dengan peristiwa yang pernah terjadi.
Mampu mengenali kesamaan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

2. Melihat pola berdasarkan pengalaman sebelumnya

Dalam melihat informasi, memahami pola, kecenderungan (trend), atau bagian yang hilang.
Memahami bahwa situasi sekarang berbeda atau sama dengan situasi masa lalu, dan mengidentifikasi kesamaan dan/atau perbedaan.

3. Menggunakan konsep yang kompleks

Menggunakan pengetahuan teori atau trend masa lalu dalam melihat situasi sekarang.
Mengaplikasi dan memodifikasi konsep/metode kompleks untuk memecahkan permasalahan bisnis (misal statistical process control, gaya manajerial, iklim organisasi, metode proses perbaikan, data transaksi statistik).

4. Menjelaskan masalah atau situasi yang kompleks

Membuat situasi atau ide yang kompleks menjadi jelas, sederhana dan mudah dimengerti dengan menyusun suatu penjelasan yang berarti.
Menyampaikan observasi atau pengetahuan yang ada dengan cara yang lebih sederhana.
Memadukan ide-ide dan informasi dan membuat gambaran yang lebih besar menjadi lebih lengkap dan jelas.

5. Menciptakan konsep baru

Membuat konsep baru (yang tidak tampak jelas bagi orang lain dan yang tidak dipelajari dari pendidikan atau pengalaman sebelumnya) untuk menjelaskan situasi atau memcahkan masalah.
Melihat sesuatu dengan cara yang sangat baru – “breakthrough thinking”.



Kompetensi: Komitmen Organisasi (Organization Commitment)
Komitmen Organisasi (OC)

Definisi:

Komitmen Organisasi (Organization Commitment) adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan sasaran organisasi. Ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi. Intinya adalah mendahulukan misi organisasi dari kepentingan pribadi.

Indikator Perilaku:
-1. Mengabaikan norma-norma organisasi

Mengabaikan atau memberontak terhadap norma-norma organisasi.

0. Tidak tampak atau hanya menunjukkan usaha yang minimal

Memberikan usaha yang minimal agar cocok di organisasi atau agar tetap memiliki pekerjaan tersebut.

1. Melakukan upaya penyesuaian

Melakukan upaya agar cocok di organisasi dan melakukan apa yang diharapkan.
Menghormati norma organisasi, menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

2. Meneladani kesetiaan

Membantu orang lain menyelesaikan pekerjaan mereka.
Menghormati dan menerima hal yang dianggap penting oleh atasan.
Bangga menjadi bagian dari organisasi.
Peduli tentang citra organisasi.

3. Mendukung organisasi secara aktif

Bertindak untuk mendukung misi dan tujuan organisasi.
Membuat pilihan dan prioritas untuk memenuhi kebutuhan/misi organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi.

4. Melakukan pengorbanan pribadi

Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri.
Melakukan pengorbanan dalam hal pilihan pribadi misalnya identitas profesional, urusan keluarga.
Mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi meskipun keputusan tersebut tidak disenangi.

(sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Maestro Intermezzo by Agus Supriyanto © 2008-2010.