Kamus kompetensi ini digunakan untuk membantu mengenal setiap kompetensi secara lebih detail. Didalamnya terdapat indikator-indikator perilaku yang merupakan building block fundamental pada setiap model kompetensi. Dimana indikator-indikator perilaku tersebut dihimpun dan diorganisasikan dalam beragam dimensi kompetensi dalam bentuk berjenjang dengan beberpa tingkatan atau level. Indikator perilaku merupakan contoh-contoh perilaku yang akan diobservasi ketika seseorang mendemonstrasikan suatu kompetensi.
Kompetensi: Dorongan
Berprestasi (Need of Achievement)
Dorongan Berprestasi (ACH)
Definisi:
Dorongan (untuk) Berprestasi (Need of Achievement)
adalah keinginan/tekad untuk bekerja dengan baik atau melampaui standar
prestasi. Standar tersbut bisa berupa prestai diri sendiri di masa lampau
(Improvement); ukuran yang objektif (results orientation); melebihi orang lain
(competitiveness); sasaran yang menantang; atau sesuatu yang belum dilakukan
orang lain (innovation). Hal ini menunjukan dorongan untuk bertindak secara
lebih baik dan efisien.
Indikator Perilaku:
-1. Tidak mempunyai standar prestasi dalam bekerja
Tidak menunjukan perhatian khusus terhadap
pekerjaan, hanya melakukan apa yang dibutuhkan (menunjukan perhatian lebih
besar terhadap non-pekerjaan seperti misalnya kehidupan sosial, status,
kegemaran, keluarga, olahraga, persahabatan).
0. Fokus terhadap tugas
Bekerja, namun hasilnya tidak memenuhi standar
kinerja yang baik.
1. Bekerja dengan baik untuk mencapai suatu target
Mencoba bekerja dengan baik atau benar.
Mengekspresikan keinginan untuk bekerja dengan
lebih baik.
Merasa tidak puas bila melihat ketidakefisienan di
tempat kerja (misalnya mengeluh karena waktu yang terbuang) tapi tidak
melakukan tindakan perbaikan yang spesifik.
2. Mencapai standar prestasi yang ditentukan
Memenuhi standar prestasi atau target yang
ditetapkan oleh manajemen.
Bekerja keras untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan
(kualitas maupun waktu).
Membuat ‘milestone’ (target perantara), jadwal dan
tenggat waktu untuk setiap tugas.
3. Meningkatkan kinerja
Memperbaiki sistem atau metode kerja untuk
meningkatkan kinerja.
Bekerja dengan lebih efisien, lebih cepat, dengan
biaya lebih rendah.
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
4. Menentapkan dan mencapai sasaran yang menantang
Menetapkan sasaran yang menantang dalam arti
sasaran yang cukup sulit untuk dicapai namun realistis.
Merealisasikan ide-ide baru yang belum pernah
dicoba.
Membuat target untuk diri sendiri yang melebihi
target yang diberikan oleh perusahaan yang mengharuskan untuk bekerja lebih
keras tetapi masih dalam batas yang realistis.
5. Membuat analisis cost-benefit
Membuat keputusan dan menetapkan prioritas atau
memilih sasaran berdasarkan perhitungan input dan output.
Memikirkan tentang resiko dan keuntungan yang
ditimbulkan dari suatu tindakan.
Menganalisa hasil kerja baik dari segi finansial
maupun non finansial.
Melakukan studi atau analisa kelayakan.
6. Mengambil resiko wirausaha yang diperhitungkan
Membuat komitmen dalam menyediakan sumber daya dan
waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk meningkatkan
keuntungan.
Mencoba membuat produk baru seraya mengambil
tindakan untuk meminimalkan resiko, misalnya melakukan riset pasar.
Kompetensi: Orientasi
Pelayanan Pelanggan (Customer Service Orientation)
Orientasi Pelayanan Pelanggan (CSO)
Definisi:
Orientasi Pelayanan Pelanggan (Customer Service
Orientation) adalah keinginan untuk membantu atau melayani orang lain untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Artinya berusaha untuk mengetahui dan memenuhi
kebutuhan pelanggan. (Pelanggan diartikan secara luas, yaitu meliputi pelanggan
internal dan eksternal).
Indikator Perilaku:
-1. Fokus terhadap kemampuan diri sendiri
Fokus terhadap apa yang dapat diberikan perusahaan
atau diri sendiri daripada apa yang dibutuhkan pelanggan. Menyalahkan pelanggan
untuk hasil yang tidak memuaskan.
0. Memberikan pelayanan yang minimal
Memberikan respons segera tanpa memeriksa masalah
atau kebutuhan pelanggan yang sebenarnya.
1. Merespon pelanggan dengan tepat
Menindaklanjuti permintaan, pelayanan dan keluhan
pelanggan.
Mengabarkan pelanggan tentang kemajuan proyek.
2. Memelihara komunikasi yang baik
Memelihara komunikasi yang baik dengan pelanggan
mengenai harapan bersama.
Memonitor kepuasan pelanggan.
Menyampaikan informasi yang berguna kepada
pelanggan.
Memberikan pelayanan yang ramah dan menyenangkan
3. Mengambil tanggung jawab pribadi
Mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan
masalah pelayanan.
Tidak melemparkan atau lepas tangan dari masalah
pelanggan yang ditangani.
Menyelesaikan masalah secara cepat dan tidak
depensif, walaupun harus mengalami kerugian.
4. Bertindak untuk pelanggan
Menyediakan diri setiap saat, terutama pada saat
pelanggan sedang dalam masa kritis.
Bertindak lebih dari yang biasa diharapkan
pelanggan.
5. Menanggapi kebutuhan mendasar pelanggan
Memahami bisnis pelanggan dan/atau mencari
informasi mengenai kebutuhan mendasar yang sesungguhnya dari pelanggan lebih
dari apa yang pernah diutarakannya.
Memberikan jasa atau produk yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan (memakai perspektif pelanggan).
6. Menggunakan persfektif jangka panjang
Bekerja dengan menggunakan perspektif jangka
panjang dalam menjawab masalah pelanggan.
Bertindak sebagai penasihat yang terpercaya.
Mencari keuntungan jangka panjang untuk pelanggan.
Terlibat dalam proses pengambilan keputusan di
pihak pelanggan.
Kompetensi: Integritas
(Integrity)
Integritas (ING)
Definisi:
Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten
sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi,
walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain,
“satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan
secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan
pihak lain.
Indikator Perilaku:
1. Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik
Mengikuti kode etik profesi dan perusahaan.
Jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber daya
di dalam lingkup atau otoritasnya.
Meluangkan waktu untuk memastikan bahwa apa yang
dilakukan itu tidak melanggar kode etik.
2. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai
(values) dan keyakinannya
Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan
keyakinan.
Berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu
akan menyakiti kolega atau teman dekat.
Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan.
3. Bertindak berdasarkan nilai (values) meskipun
sulit untuk melakukan itu
Secara terbuka mengakui telah melakukan kesalahan.
Berterus terang walaupun dapat merusak hubungan
baik.
4. Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun
ada resiko atau biaya yang cukup besar
Mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang
tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan untuk diri sendiri dan
pekerjaan.
Bersedia untuk mundur atau menarik produk/jasa
karena praktek bisnis yang tidak etis.
Menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan demi
menegakkan nilai (values).
Kompetensi: Pemikiran
Analitis (Analytical Thinking)
Pemikiran Analitis (AT)
Definisi:
Pemikiran Analitis (Analytical Thinking) adalah
pemahaman situasi/masalah dengan menguraikan masalah tersebut menjadi
bagian-bagian kecil, atau melacak implikasi dari situasi tersebut bertahap.
Termasuk didalamnya menyusun bagian-bagian tersebut secara sistematis; membuat
perbandingan dari aspek-aspek yang berbeda; menetapkan prioritas secara
rasional; mengidentifikasi urutan waktu, hubungan Sebab-Akibat atau hubungan
Jika-Maka.
Indikator Perilaku:
0. Tidak Tampak
Melakukan sesuatu pada saat itu juga. Pekerjaan
diatur oleh orang lain.
1. Menguraikan Masalah
Menguraikan masalah atau situasi menjadi daftar
tugas atau aktivitas sederhana tanpa mengaitkannya dengan prioritas.
Membuat daftar uraian tanpa urutan prioritas.
2. Melihat hubungan tunggal atau sederhana
Mengidentifikasikan hubungan sebab – akibat antara
2 aspek dari suatu situasi.
Membuat hubungan yang sederhana antar bagian-bagian
tersebut; hubungan sederhana atau tunggal, misalnya A mengakibatkan B.
Memisahkan masalah menjadi dua bagian: Pro dan
Kontra.
Mengurutkan daftar tugas berdasarkan urutan
kepentingannya.
3. Melihat hubungan majemuk atau kompleks
Membuat hubungan sebab-akibat yang majemuk
(multiple): A menyebabkan B, B menyebabkan C dan C menyebabkan D.
Mengidentifikasi beberapa faktor penyebab yang
potensial.
Melihat konsekuensi-konsekuensi dari berbagai
tindakan.
Menganalisa hubungan antara beberapa masalah atau
situasi (misalnya: mengantisipasi langkah-langkah majemuk/multiple untuk
meminimalisasi masalah dengan mendetail).
4. Membuat analisa atau perencanaan yang kompleks
Menggunakan beberapa teknik analisa untuk menguraikan
permasalahan yang kompleks.
Mengidentifikasi beberapa solusi dan memberi bobot
untuk setiap solusi. (Ini lebih dari sekedar pemecahan masalah seperti di
tingkat 3. Hal ini melibatkan hubungan kausal yang majemuk yang mengarah pada
lebih dari satu solusi).
Kompetensi: Peduli
Terhadap Keteraturan (Care to Ordinary)
Peduli Terhadap Keteraturan (CO)
Definisi:
Peduli terhadap keteraturan (Care to Ordinary)
adalah dorongan untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungannya dengan
mengelola atau mengorganisir hal-hal yang detil (Organizing the details) dan
memastikan akurasi/ketepatan.
Indikator Perilaku:
1. Menunjukan perhatian terhadap kejelasan
Bekerja dengan cermat untuk menciptakan kejelasan.
Menuntut adanya kejelasan peran, tugas, data,
informasi, seringkali dalam bentuk tertulis.
2. Memeriksa pekerjaan
Memeriksa kembali ketepatan data, informasi, hasil
kerja sendiri.
3. Memonitor keakuratan pekerjaan orang lain
Memeriksa pekerjaan orang lain untuk memastikan
bahwa prosedur telah diikuti dan keakurasian telah dicapai.
4. Memonitor data atau proyek
Memonitor perkembangan proyek terhadap tenggat
waktu maupun tahapan (milestone).
Memonitor data, menemukan kelemahan atau data yang
hilang untuk memastikan keteraturan.
Pencarian Informasi (INF)
Definisi:
Pencarian Informasi (Information Gathering) adalah
keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu, seseorang atau
permasalahan. Hal ini meliputi pencarian informasi secara mendalam, di luar
pertanyaan rutin atau lebih dari yang dituntut dalam pekerjaan. Termasuk
“menggali’ untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Indikator Perilaku:
0. Tidak tampak
Tidak mencari informasi tambahan dalam menghadapi
suatu permasalahan, hanya menggunakan informasi yang diberikan.
1. Bertanya
Bertanya kepada pihak yang terlibat langsung.
Menggunakan informasi yang ada.
2. Melakukan penyelidikan secara pribadi
Terjun langsung untuk menyelidiki masalah atau
situasi, lebih dalam dari sekedar pertanyaan rutin.
Mencari dan bertanya kepada orang yang mengetahui
permasalahan.
Menanyakan “apa yang terjadi”.
3. Menggali lebih dalam
Menyampaikan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui
akar permasalahan, atau potensi kesempatan yang tersembunyi di balik isu yang
diutarakan.
Mencari fakta dan opini atau data tambahan.
Melibatkan orang lain yang tidak secara langsung
terlibat, meminta pendapat, informasi pendukung, pengalaman, dll.
Tidak berhenti pada jawaban pertama, mencari tahu
mengapa sesuatu terjadi.
4. Melakukan riset
Melakukan upaya sistematik dalam waktu yang
terbatas untuk memperoleh data atau umpan balik yang diperlukan, atau
penyelidikan mendalam dari sumber yang tidak biasa.
Melakukan riset formal melalui surat kabar,
majalah, jaringan komputer, atau sumber lainnya. Hal ini bisa termasuk riset
pasar, keuangan, atau pesaing.
5. Menggunakan sistemnya sendiri
Memiliki sistem atau kebiasaan yang dikembangkan
sendiri untuk mendapatkan informasi (“Management by walking around”, pertemuan
informasl secara periodik, atau penelusuran informasi dari suatu penerbitan,
dsb).
Mengatur orang-orang untuk melakukan pengumpulan
informasi secara periodik untuknya.
Inisiatif (INT)
Definisi:
Inisiatif (Initiatif) merujuk kepada: 1)
identifikasi masalah, hambatan atau peluang dan 2) mengambil tindakan untuk
menjawab masalah atau peluang saat ini atau masa datang. Dengan demikian,
inisiatif dapat dilihat dalam konteks bertindak proaktif dan bukan sekedar
berpikir tentang suatu tindakan di masa datang.
Indikator Perilaku:
-1. Hanya memikirkan masa lalu
Melewatkan peluang atau tidak mengambil tindakan
atas peluang yang sangat jelas ada.
0. Tidak tampak atau tidak mengambil tindakan
1. Bertindak atas peluang saat ini untuk mengatasi
hambatan
Mengidentifikasi dan melakukan tindakan atas
peluang yang ada.
Mengatasi hambatan yang muncul.
Melakukan sesuatu tanpa diminta dan
menyelesaikannya hingga tuntas.
2. Bertindak cepat dalam situasi kritis atau tanpa
informasi yang lengkap
Mengambil keputusan dengan sigap.
Melakukan tindakan dalam keadaan krisis tanpa harus
menunggu perintah.
Menyampaikan informasi yang kunci tanpa diminta.
3. Mengantisipasi masalah dan menciptakan peluang
Mengantisipasi masalah yang mungkin muncul dalam
kurun waktu 12 bulan mendatang dan mengambil tindakan untuk mencegahnya.
Melihat dan atau menciptakan peluang sampai 12
bulan mendatang dan mengambil tindakan proaktif untuk mewujudkannya.
4. Bertindak dengan orientasi jangka panjang
Berpikir dengan orientasi jauh ke depan, lebih dari
1 tahun dan mengidentifikasi peluang dan rintangan yang mungkin muncul dan
mengambil tindakan yang sesuai.
Mengenali peluang dan melakukan pendekatan untuk
merealisasinya.
Kesadaran Organisasi (OA)
Definisi:
Kesadaran Organisasi (Organization Awareness)
adalah kemampuan untuk memahami dan mempelajari kekuasaan dalam organisasi
sendiri maupun organisasi lain (pelanggan, penyalur, dll.). Termasuk didalamnya
kemampuan untuk mengidentifikasi siapa pengambil keputusan yang sebenarnya dan
individu yang memiliki pengaruh kuat.
Indikator Perilaku:
-1. Salah mengerti mengenai struktur organisasi
Membuat kesalahan dalam pemahaman organisasi.
0. Non Political
Fokus melakukan pekerjaan sendiri, dan mengabaikan
politik organisasi.
1. Memahami struktur informal
Mengenali atau menggunakan struktur formal atau
hirarki organisasi.
Memahami rantai perintah dan kekuasaan atau
wewenang di dalam organisasi.
Mengerti peraturan, sistem dan prosedur yang
berlaku.
2. Memahami struktur informal
Mengerti dan menggunakan struktur informal
(mengidentifikasi pemain kunci, orang-orang yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan, dll.).
Menggunakan pengetahuan ini pada saat struktur
formal tidak berjalan seperti yang diharapkan.
3. Memahami iklim dan budaya
Mengenali keterbatasan organisasi yang tidak
dikemukakan – apa yang mungkin dan tidak mungkin pada keadaan atau posisi
tertentu.
Memahami dan menggunakan budaya dan bahasa
perusahaan untuk mendapat tanggapan yang terbaik.
4. Memahami politik perusahaan
Memahami, menggambarkan dan menggunakan kekuasaan
dan hubungan politik dalam perusahaan (aliansi, persaingan) untuk mendapatkan
dampak yang positif bagi perusahaan.
5. Memahami isu mendasar perusahaan
Memahami, menggambarkan dan menggunakan kekuasaan
dan hubungan politik dalam perusahaan (aliansi, persaingan) untuk mendapatkan
dampak yang positif bagi perusahaan.
Pengertian Antar Pribadi (IU)
Definisi:
Pengertian Antar Pribadi (Interpersonal
Understanding) adalah keinginan untuk mengerti orang lain. Ini adalah kemampuan
untuk mendengarkan dan mengerti secara akurat pikiran, perasaan, masalah orang
lain yang tidak terucapkan atau tidak sepenuhnya disampaikan. Kompetensi ini
mengukur kompleksitas dan kedalaman pemahaman terhadap orang lain, juga
termasuk sensitivitas antar budaya.
Indikator Perilaku:
1 Memahami emosi tetapi tidak memahami muatan emosi
tersebut.
2 Memahami emosi dan muatan emosi tersebut. Mendengarkan
orang lain dan bisa menangkap perasaan orang lain dan dapat menjelaskan latar
belakang perilakunya.
3 Dapat memahami makna tersirat yang disampaikan
maupun ditampilkan oleh orang lain. ersedia untuk mendengarkan keluhan orang
lain
4 Memahami kelemahan dan kelebihan orang lain
emosi-emosi yang melatarbelakangi perilakunya. Bisa memprediksi tinngkah laku
orang lain
5 Memahami dinamika kepribadian seseorang dari
perilakunya. Mampu berempati dan merasakan perasaan orang lain dan menampilkan
perilaku yang mendukung orang lain. Bersedia menjadi sukarelawan. Membantu
orang lain memecahkan masalahnya.
Membina Hubungan (RB)
Definisi:
Membina Hubungan (Relational Building) adalah
membangun atau membina hubungan akrab, timbal-balik, dan hangat atau jaringan
kontak dengan orang lain yang akan berguna dalam bekerja di masa depan. Hal ini
mencakup kontak di luar lingkup pekerjaan dan menagarah pada pertemuan sosial
dan pribadi.
Indikator Perilaku:
0. Menghindari kontak sosial
Mengasingkan diri, menghindari interaksi sposial.
1. Melakukan kontak informal
Melakukan kontak informal selain kontk formal dalam
pekerjaan.
Memprakarsai diskusi atau obrolan ringan tentang
hal-hal yang berhubungan dengan keluarga, olahraga, berita koran, dsb.
2. Membina hubungan baik
Membina atau memelihara hubungan baik dengan
kenalan atau pelanggan.
Secara sadar melakukan usaha untuk membina
hubungan. Misalnya di asosiasi profesi atau dalam kegiatan olahraga.
3. Melakukan kontak sosial
Sesekali memprakarsai pesta, kegiatan atau
pertemuan khusus untuk meningkatkan hubungan baik dengan pihak lain.
Mengundang kenalan ke rumah atau mengunjungi
kenalan di rumahnya.
Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan sosial.
4. Membina hubungan pribadi
Menciptakan persahabatan yang erat termasuk
kesediaan membantu, membela atau mendampingi untuk memperluas jaringan kerja
perusahaan dan mencapai tujuan bisnis.
Percaya Diri (SCF)
Definisi:
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan
pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan
memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan
atau pendapatnya.
Indikator Perilaku:
-1. Lemah
Tidak percaya diri, meragukan kemampuan diri
sendiri. Menghindari ketidak-setujuan dan konflik.
0. Tidak tampak atau menghindari tantangan
1. Tampil percaya diri
Bekerja sendiri tanpa perlu supervisi, mengambil
keputusan tanpa perlu persetujuan orang lain.
2. Bertindak independen
Bertindak di luar otoritas formal agar pekerjaan
bisa terselesaikan dengan baik, namun hal ini dilakukan demi kebaikan
perusahaan bukan karena tidak mematuhi prosedur yang berlaku.
3. Menyatakan keyakinan atas kemampuan sendiri
Menggambarkan dirinya sebagai seorang ahli,
seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang penggerak,
atau seorang nara sumber.
Secara eksplisit menunjukkan kepercayaan akan
penilaiannya sendiri.
Melihat dirinya lebih baik dari orang lain.
4. Memilih tantangan atau konflik
Menyukai tugas-tugas yang menantang dan mencari
tanggung jawab baru.
Bicara terus terang jika tidak sependapat dengan
manajemen, pelanggan atau orang-orang lain yang lebih kuat, tetapi
mengutarakannya dengan sopan.
Menyampaikan pendapat dengan jelas dan percaya diri
biarpun dalam situasi konflik.
5. Mengkonfrontasi manajemen atau pelanggan
Melakukan konfrontasi secara terbuka dengan
manajemen atau pelanggan.
Mengambil tugas yang sangat menantang dengan
sukarela (tugas yang beresiko tinggi untuk pribadi) “Mereka bilang ini membunuh
karir saya…… tapi saya tahu saya dapat mengubahnya, jadi saya terima pekerjaan
itu”.
Fleksibilitas (FLX)
Definisi:
Fleksibilitas (Flexibility) adalah kemampuan untuk
beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan
berbagai individu atau kelompok. Fleksibilitas membutuhkan kemampuan memahami
dan menghargai pandangan yang berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu,
menyesuaikan pendekatannya karena suatu perubahan situasi, dan dapat menerima
dengan mudah perubahan dalam organisasinya.
Indikator Perilaku:
-1. Secara tidak produktif terpaku pada pendapat
atau pendekatan sendiri
Walaupun ada masalah yang sangat jelas, tetap
mempertahankan pendapat yang sama; tidak menganggap pendapat orang lain valid.
0. Selalu mengikuti prosedur
1. Menerima kebutuhan untuk bersikap fleksibel
Bersedia untuk mengubah gagasan atau pandangan
berdasarkan informasi baru atau bukti baru yang bertentangan.
Memahami pandangan orang lain.
Melihat validitas dari pendapat orang lain.
2. Menerapkan peraturan dengan fleksibel
Menyesuaikan peraturan atau prosedur normal pada
situasi spesifik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau mencapai tujuan
organisasi.
Mengerjakan tugas koleganya yang memang perlu untuk
dibantu dalam situasi yang krisis.
3. Menyesuaikan tindakan
Melakukan penyesuaian tindakan atau perilaku
berdasarkan situasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Mengambil tanggung jawab atau tugas yang berbeda
dengan deskripsi pekerjaan.
Mengadaptasi taktik dengan situasi yang ada.
4. Menyesuaikan strategi sendiri
Mengubah keseluruhan rencana, sasaran, atau proyek
untuk menyesuaikan dengan situasi.
Membuat perubahan sementara pada perusahaan sendiri
atau pelanggan untuk memnuhi kebutuhan dari suatu situasi tertentu.
Membuat posisi khusus didalam organisasi untuk
mengakomodasi strategi perusahaan.
Dampak dan Pengaruh (IMP)
Definisi:
Dampak dan Pengaruh (Impact) adalah keinginan untuk
membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan
tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Kompetensi ini
menekankan pada keinginan untuk mempengaruhi atau menimbulkan dampak pada orang
lain.
Indikator Perilaku:
-1. Menggunakan personalized power
Mementingkan posisi pribadi dibandingkan dengan
akibat negatif yang ditimbulkan dalam organisasi.
0. Tidak tampak
Tidak memperlihatkan usaha untuk mempengaruhi atau
membujuk orang lain.
1. Menggunakan tindakan tunggal untuk membujuk
Membujuk langsung dengan alasan dan data.
Menggunakan contoh konkrit, demonstrasi, bantuan
visual.
Tidak berusaha untuk mengadaptasi minat orang lain.
2. Mengambil beberapa tindakan untuk membujuk
Mengambil beberapa tindakan untuk membujuk tanpa
berusaha secara spesifik untuk mengadaptasi minat orang lain.
Memberikan dua atau lebih argumentasi yang berbeda
dalam diskusi atau presentasi.
3. Melakukan adaptasi dengan hadirin
Memperhitungkan dampak dari tindakan atau
perbuatan.
Memodifikasi presentasi atau diskusi untuk
menyesuaikan dan menarik minat hadirin.
Memprediksi efek dari tindakan di mata orang lain.
Mengambil tindakan dramatis atau terencana untuk menimbulkan
kesan tertentu.
Mengantisipasi dan siap menghadapi reaksi orang
lain.
4. Menggunakan pengaruh tidak langsung
Menggunakan serangkaian pengaruh tidak langsung:
“minta A untuk menunjukan ini kepada B sehingga B akan mengatakan ini-itu
kepada C”.
Menggunakan ahli atau pihak ketiga untuk
mempengaruhi.
Mengambil dua atau lebih tindakan untuk membujuk,
dimana setiap langkah diadaptasikan pada minat orang lain.
5. Menggunakan strategi mempengaruhi yang kompleks
Memadukan koalisi politik, membangun dukungan ‘di
balik layar’, memberi atau menahan informasi untuk membuat efek tertentu.
Menggunakan pemahaman mendalam mengenai interaksi
kelompok untuk bergerak ke arah agenda yang spesifik.
Kompetensi: Pengembangan
Orang Lain (People Development)
Pengembangan Orang Lain (DEV)
Definisi:
Pengembangan Orang Lain (People Development) adalah
keinginan tulus untuk mendorong proses belajar dan pengembangan orang lain.
Kompetensi ini berfokus pada intensi untuk pengembangan bukan sekedar pelatihan
formal.
Indikator Perilaku:
-1. Mengecilkan hati
Mengekspresikan komentar personal yang negatif atau
yang bersifat stereotipe, tidak menyukai bawahan, murid, klien. Mempunyai gaya
manajerial pacesetter.
0. Tidak tampak atau tidak menunjukan usaha untuk
mengembangkan orang lain
Hanya fokus untuk melakukan pekerjaannya dengan
baik.
1. Menyatakan harapan yang positif
Memberikan komentar yang positif tentang potensi
orang lain.
Menyatakan harapan yang positif tentang
pengembangan masa depan orang lain.
Percaya bahwa orang lain ingin dan bisa belajar
untuk meningkatkan kinerja mereka.
2. Memberikan instruksi
Memberi instruksi rinci dan/atau on-the-job
demonstration.
Memberitahukan cara mengerjakan suatu tugas.
Memberi saran yang spesifik dan bermanfaat.
3. Memberikan penjelasan dan dukungan
Memberi arahan dan penjelasan atau rasional dari
suatu tindakan.
Memberi dukungan praktis untuk memudahkan pekerjaan
bawahan (memberi tambahan sumber daya, alat, informasi, saran ahli).
Mengajukan pertanyaan, memberi tes atau menggunakan
metode lain untuk memastikan bahwa orang tersebut telah memahami penjelasan
yang diberikan).
4. Memberikan umpan balik yang berimbang untuk
mendorong pengembangan yang terus menerus
Memberi umpan balik yang spesifik untuk tujuan
pengembangan.
Membesarkan hati orang yang baru saja mengalami
kegagalan.
Memberikan umpan balik negatif tentang perilaku bukan
tentang pribadi, dan memberikan harapan positif untuk kinerja di masa datang.
Memberikan saran pribadi untuk perbaikan.
5. Melakukan bimbingan (coaching), mentoring yang
mendalam
Mengatur penugasan, pelatihan formal atau hal lain
yang sesuai untuk mendorong pengembangan dan proses belajar seseorang.
Membuat orang mencari jawaban atasa masalah mereka
sendiri sehingga mereka mengetahui mengapa, daripada memberikan jawabannya (Ini
tidak termasuk pelatihan formal yang merupakan kewajiban perusahaan).
Mengidentifikasi kebutuhan seseorang akan pelatihan
dan pengembangan dan mengembangkan program atau materi baru untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Kompetensi: Pengarahan
(Direction)
Pengarahan (DIR)
Definisi:
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk
membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi
atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa
yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai
meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat
terselesaikan dengan baik.
Indikator Perilaku:
-1. Pasif
Meluluskan permintaan orang lain walaupun hal itu
mengganggu penyelesaian pekerjaan. Lebih ingin disukai atau tidak ingin
menyakiti hati orang lain, daripada menyelesaikan pekerjaan dengan benar.
0. Tidak memberikan perintah
Tidak memberikan pengarahan pada saat diperlukan.
1. Memberi petunjuk
Memberi petunjuk dan menjelaskan tugas secara
rinci.
Memberitahukan persyaratan atau kebutuhan suatu
tugas dengan jelas.
Secara eksplisit mendelegasikan rincian tugas rutin
agar dapat memperhatikan hal-hal yang lebih bernilai atau lebih jangka panjang.
2. Menentukan batasan
Menolak permintaan yang tidak masuk akal, berani
mengatakan “tidak” dengan tegas.
Menentukan batasan untuk perilaku orang lain.
Memanipulasi situasi untuk membatasi pilihan orang
lain.
3. Menuntut kinerja yang tinggi
Secara sepihak menetapkan standar kinerja yang
tinggi.
Menuntut kualitas dan sumber daya yang baik.
Meminta kepatuhan atas perintahnya atau permintaannya
dengan pengawasan yang ketat.
Mengatakan konsekuensi atas ketidakmampuan.
4. Memonitor kepatuhan atas standar kinerja
Secara terbuka membandingkan kinerja orang dengan
standar yang telah ditetapkan.
Mengkonfrontasi orang lain secara terbuka dan
langsung dalam masalah kinerja.
Menyatakan konsekuensi atas kinerja yang
dibandingkan dengan standar
Kompetensi: Kematangan
Pribadi (maturity)
Maturity
Definisi :
Kematangan Pribadi (Maturity) adalah kemampuan
untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing oleh reaksi
yang provokatif
1 Bertahan untuk tidak impulsif
2 Mengendalikan emosi (rasa marah, frustrasi dll)
3 Mampu berespon secara kalem dalam situasi
frustrasi
4 Mampu mengelola stress secara efketif
5 Mengendalikan emosi negatif dan bertindak secara
konstruktif untuk mencari penyelesaiannya
6 Mampu menenangkan orang lain disamping
menenangkan diri sendiri.
Kompetensi: Mengambil
Keputusan (Decision Making)
Decision Making
Definisi :
Mengambil Keputusan (Decision Making) adalah
kemampuan untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing
oleh reaksi yang provokatif
1 Mengambil keputusan untuk tugas rutin berdasarkan
prosedur kerja yang jelas
2 Mengambil keputusan untuk tugas rutin secara
mandiri
3 Mengambil keputusan untuk tugas non rutin
4 Mampu mengambil keputusan yang beresiko namun
situasinya lebih jelas
5 Mampu dan berani mengambil keputusan walaupu
situasinya tidak menentu. Dalam hal ini ada unsur prediksi dan perhitungan
resiko
Kompetensi: Kerjasama
(Team Work)
Kerjasama (TW)
Definisi:
Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk
bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari
kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi
kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin.
Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang
menyelesaikan suatu tugas atau proses.
Indikator Perilaku:
-1. Tidak mau bekerjasama (uncooperative)
Menolak bekerja sama, menimbulkan masalah.
0. Netral
Tidak berpartisipasi. Tidak menjadi anggota tim
manapun.
1. Bekerjasama
Berpartisipasi, anggota kelompok yang baik –
melakukan tugas/bagiannya.
Mendukung keputusan kelompok.
Sebagai anggota kelompok, mengupayakan agar anggota
lain mendapat informasi yang relevan dan bermanfaat, misalnya informasi tentang
proses kelompok, tindakan individual, atau hal-hal yang penting.
2. Mengungkapkan harapan yang positif
Menyatakan harapan yang positif tentang orang lain
dalam hal kemampuan, peran yang diharapkan, dsb.
Membicarakan anggota kelompok secara positif.
Menghargai hasil yang dicapai oleh kelompok.
3. Menghargai masukan
Menghargai masukan dan keahlian orang lain.
Mau belajar dari orang lain (termasuk dari bawahan
dan teman sejawat).
Meminta ide dan pendapat kepada semua anggota
kelompok untuk membantu membuat keputusan.
Mendorong kerjasama kelompok.
4. Memberikan dorongan
Secara terbuka memberi pujian kepada orang yang
berkinerja baik.
Mendorong dan memberdayakan orang lain.
Membuat orang lain merasa kuat dan penting.
5. Membangun semangat kelompok
Bertindak untuk menciptakan suasana kerjasama yang
akrab dan moral kerja yang baik dalam kelompok (misalnya menciptakan simbol
identitas kelompok).
Menyelesaikan perselisihan yang terjadi dalam
kelompok.
Melindungi/mempromosikan reputasi kelompok.
Kompetensi: Kepemimpinan
Kelompok (Team Leadership)
Kepemimpinan (TL)
Definisi:
Kepemimpinan Kelompok adalah keinginan untuk
mengambil peran sebagai pemimpin dalam suatu kelompok dan memastikan adanya
kejelasan diantara anggota kelompok. Kepemimpinan Kelompok umumnya (tetapi
tidak selalu) muncul dari posisi atau otoritas formal. Kelompok juga dapat
diartikan secara luas sebagai kelompok apapun dimana seseorang mengambil peran
sebagai pemimpin
Indikator Perilaku:
-1. Melepaskan tanggung-jawab
Menolak atau gagal memimpin, misalnya tidak
memberikan pengarahan pada saat bawahan membutuhkannya.
0. Tidak tampak
1. Mengadakan rapat atau pertemuan dengan baik
Mengemukakan tujuan dan agenda dalam pertemuan.
Mengatur alokasi waktu dengan baik dalam pertemuan
atau pembicaraan.
Membagi tugas kepada anggota kelompok.
2. Membagi informasi
Memastikan anggota kelompok mendapatkan informasi
yang diperlukan.
Menjelaskan alasan dari suatu keputusan yang
menyangku kelompok.
Memberikan kejelasan tentang sasaran kelompok dan
bagaimana kontribusi setiap peran anggota dalam mencapai sasaran tersebut.
3. Meningkatkan efektivitas kelompok
Meningkatkan efektivitas, moral dan produktivitas
kelompok (keputusan untuk merekrut, mengeluarkan anggota kelompok, memberi
pelatihan, dll.)
Memastikan kebutuhan praktis kelompok terpenuhi:
mendapatkan orang yang tepat, sumber daya, informasi.
Melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk
membangun semangat kelompok.
4. Menjaga kelompok dan reputasinya
Melindungi kelompok dan reputasinya.
Membela anggotanya baik secara terbuka (di depan
umum) atau secara tertutup.
Memastikan adanya dukungan pengembangan baik bagi
individu maupun kelompok.
5. Bertindak sebagai pemimpin
Memastikan bahwa orang lain dapat menerima misi,
sasaran, agenda, iklim, kebijakan.
Menjadi contoh baik “set a good example”.
Menerapkan norma perilaku kelompok.
6. Mengkomunikasikan visi
Membuat orang percaya dan komit terhadap visi dan
misi organisasi.
Menimbulkan antusiasme, energi dan komitmen bagi
kelompoknya.
Kompetensi: Pemikiran
Konseptual (Conceptual Thinking)
Pemikiran Konseptual (CT)
Definisi:
Pemikiran Konseptual (Conceptual Thinking) adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang tidak nampak dengan
jelas. Termasuk didalamnya menyimpulkan informasi yang beragam dan tidak
lengkap menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci atau dasar
permasalahan di dalam situasi yang kompleks dan menciptakan konsep-konsep baru.
Indikator Perilaku:
0. Tidak menggunakan konsep yang abstrak
Berpikir dengan cara yang sangat konkrit/nyata.
1. Menggunakan aturan dasar
Menggunakan aturan dasar, logika dan pengalaman
masa lampau, pola (pattern) dalam mengidentifikasi masalah.
Mengetahui jika suatu peristiwa sama dengan
peristiwa yang pernah terjadi.
Mampu mengenali kesamaan antara satu peristiwa
dengan peristiwa lainnya.
2. Melihat pola berdasarkan pengalaman sebelumnya
Dalam melihat informasi, memahami pola,
kecenderungan (trend), atau bagian yang hilang.
Memahami bahwa situasi sekarang berbeda atau sama
dengan situasi masa lalu, dan mengidentifikasi kesamaan dan/atau perbedaan.
3. Menggunakan konsep yang kompleks
Menggunakan pengetahuan teori atau trend masa lalu
dalam melihat situasi sekarang.
Mengaplikasi dan memodifikasi konsep/metode
kompleks untuk memecahkan permasalahan bisnis (misal statistical process
control, gaya manajerial, iklim organisasi, metode proses perbaikan, data
transaksi statistik).
4. Menjelaskan masalah atau situasi yang kompleks
Membuat situasi atau ide yang kompleks menjadi
jelas, sederhana dan mudah dimengerti dengan menyusun suatu penjelasan yang
berarti.
Menyampaikan observasi atau pengetahuan yang ada
dengan cara yang lebih sederhana.
Memadukan ide-ide dan informasi dan membuat
gambaran yang lebih besar menjadi lebih lengkap dan jelas.
5. Menciptakan konsep baru
Membuat konsep baru (yang tidak tampak jelas bagi
orang lain dan yang tidak dipelajari dari pendidikan atau pengalaman sebelumnya)
untuk menjelaskan situasi atau memcahkan masalah.
Melihat sesuatu dengan cara yang sangat baru –
“breakthrough thinking”.
Kompetensi: Komitmen
Organisasi (Organization Commitment)
Komitmen Organisasi (OC)
Definisi:
Komitmen Organisasi (Organization Commitment)
adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan
kebutuhan, prioritas dan sasaran organisasi. Ini mencakup cara-cara
mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi. Intinya adalah
mendahulukan misi organisasi dari kepentingan pribadi.
Indikator Perilaku:
-1. Mengabaikan norma-norma organisasi
Mengabaikan atau memberontak terhadap norma-norma
organisasi.
0. Tidak tampak atau hanya menunjukkan usaha yang
minimal
Memberikan usaha yang minimal agar cocok di
organisasi atau agar tetap memiliki pekerjaan tersebut.
1. Melakukan upaya penyesuaian
Melakukan upaya agar cocok di organisasi dan
melakukan apa yang diharapkan.
Menghormati norma organisasi, menuruti peraturan
dan ketentuan yang berlaku.
2. Meneladani kesetiaan
Membantu orang lain menyelesaikan pekerjaan mereka.
Menghormati dan menerima hal yang dianggap penting
oleh atasan.
Bangga menjadi bagian dari organisasi.
Peduli tentang citra organisasi.
3. Mendukung organisasi secara aktif
Bertindak untuk mendukung misi dan tujuan
organisasi.
Membuat pilihan dan prioritas untuk memenuhi
kebutuhan/misi organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi.
4. Melakukan pengorbanan pribadi
Menempatkan kepentingan organisasi di atas
kepentingan sendiri.
Melakukan pengorbanan dalam hal pilihan pribadi
misalnya identitas profesional, urusan keluarga.
Mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi meskipun
keputusan tersebut tidak disenangi.
(sumber)
(sumber)